Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
BanjarReligi

Nasib Sopir Angkutan Umum Kian Terpuruk, Begini Keluhan Mereka

Avatar
543
×

Nasib Sopir Angkutan Umum Kian Terpuruk, Begini Keluhan Mereka

Sebarkan artikel ini

https://koranbanjar.net/hindari-kerumunan-belanja-online-bahan-pokok/

Nasib sopir angkutan umum, baik angkutan pedesaan (angdes) maupun angkutan kota (angkot) di Kabupaten Banjar kian terpuruk. Menyusul pemberlakuan maklumat dari Polri yang mengimbau masyarakat agar di rumah saja, untuk menghindari penyebaran virus corona (Covid-19).

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

MARTAPURA, koranbanjar.net – Dua dari sekian banyak sopir angkutan umum yang sering beroperasi di wilayah Kabupaten Banjar mengaku, bahwa profesi sebagai sopir angkutan umum saat ini semakin sulit. Sebelum mewabahnya virus corona (Covid-19), mereka sudah mengalami kesulitan untuk memperoleh penumpang sehari-hari.

Apalagi setelah merebaknya wabah virus corona, angkutan umum sepi, karena kebanyakan penumpang memilih diam di rumah. “Aduuh…, sekarang menyupir sunyi banar. Kadada lagi penumpang, urang banyak behinipan di rumah. (sekarang menjadi sopir taksi sepi sekali, tidak ada lagi penumpang, mereka banyak diam di rumah, red),” demikian diutarakan sopir angkot asal Martapura, Fahmi kepada koranbanjar.net, sore tadi.

Dia menambahkan, para sopir sekarang lebih banyak nganggur di terminal. “Lihat aja di terminal, buhannya banyak ba ungut, paling main dum atau becatur (mereka banyak melamun, paling juga main domino atau bermain catur,” tambahnya.

Hal senada dikemukakan sopir lainnya, Ahmad dari Kelurahan Kampung Jawa, Martapura. “Motor taksi ampun adingku tuh banyak di rumah aja, kayapa handak dipakai, penumpangnya kadada an. Makanya wayah ini, banyak buhannya ampihan menyupir (mobil taksi punya adik saya lebih banyak parkir di rumah. Bagaimana mau dioperasikan, penumpangnya tidak ada. Banyak sekarang para sopir yang berhenti,” cerita Ahmad.

Oleh sebab itu, timpalnya, dia sekarang beralih profesi menjadi makelar penjual batu atau cincin. “Alhamdulillah hari ini kawa bejual batu marjan seharga lima ratus ribu, jadi kawa aja barokoan (Alhamdulillah hari ini bisa menjual batu marjan seharga lima ratus ribus, sehingga bisa  merokok,” pungkasnya. (sir)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh