Tantangan bangsa Indonesia yang dihadapi setiap tahun, diantaranya adalah mewujudkan ketahanan pangan nasional. Sulit untuk diwujudkan kala jumlah lahan dijadikan sawah semakin menipis. Untuk itu, perlu adanya pemanfaatan lahan jenis lain sebagai sawah. Lahan rawa menjadi solusi. Di musim kemarau, petani Banua Kupang justru melakukan tanam padi di lahan rawa lebak.
HULU SUNGAI UTARA,koranbanjar.net – Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan, seluruh insan pertanian untuk terus menggenjot ketersediaan pangan namun tetap jalankan protokol pencegahan di tengah kondisi New Normal pandemi Covid-19 secara disiplin.
Ketersediaan pangan ini didukung pula oleh petani di lahan rawa. Jumlah lahan rawa yang belum dimanfaatkan secara optimal di Indonesia ternyata sangat banyak. Tahun 2018 saja, tercatat ada sekitar 10 juta hektar lahan rawa masih “menganggur.”
Jika dikelola dengan baik dan optimal, lahan rawa yang dijadikan sawah diprediksi mampu menghasilkan setidaknya 30 juta ton beras. Jumlah ini tentu mampu mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Sejalan dengan itu para petani di Desa Banua Kupang Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), mulai menanam padi pada lahan rawa lebak dengan potensi lahan seluas 100 Ha yang mana sampai saat ini sudah ditanami 40 Ha.
Sedangkan sawah tadah hujan luas potensi 377 Ha baru saja selesai panen. Sekarang kebanyakan petani lahan ditanami hortikultura dan palawija, dengan petani tetap melakukan aktivitasnya tanam padi di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Bersama, dalam kesempatan menyampaikan terima kasih atas bimbingan dari Huriansyah,SP selaku Penyuluh WKPP Desa Banua Kupang.
“Karena harus diakui bahwa keberhasilan penanaman padi pada pada lahan rawa lebak, tidak terlepas dari bimbingan dan arahan para penyuluh pertanian di Kecamatan Labuan Amas Utara. Untuk musim tanam kali ini kami menggunakan varietas Ciherang,” kata petani setempat. (Susmawati/bbpp binuang/dya)