Keberadaan Jembatan Gerilya di Jalan Kelayan B Banjarmasin, Kota Banjarmasin, Kalsel kini mengundang perhatian warga sekitar, bahkan sampai pada kejadian mistis. Pasalnya, sejak jembatan itu dibangun, belum pernah ditandai dengan ritual yang diyakini mencegah peristiwa aneh, seperti pemotongan hewan kurban. Sehingga, sering terjadi peristiwa di sekitar jembatan, mulai kecelakaan, perkelahian hingga terkini muatan telur yang dibawa sebuah pikap tiba-tiba muntah ke jalan tanpa sebab.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Warga yang tinggal di sekitar jembatan, Nuar mengatakan, jembatan tersebut diresmikan pada 30 Desember 2020. Sejak diresmikan, jembatan itu tidak pernah ada ritual penyembelihan hewan, baik berupa seekor kambing maupun sapi (palas red: banjar)
“Jembatan ini tidak pernah dipalas mulai diresmikan kemarin,” ucap Nuar kepada media ini saat melihat kejadian jatuhnya telur – telur yang diangkut sebuah mobil pikap.
Selain itu, kata Nuar kerap terjadi tabrakan, perkelahian di sekitar jembatan berwarna kuning ini.
“Apalagi telur ayam ini ‘kan juga disenangi orang sebelah (orang halus: jin ),” ungkapnya.
Sebuah mobil pikap berwarna hitam sedang mengangkut ratusan rak telur ayam . Tiba – tiba saat hendak menanjak menaiki Jembatan Geriliya, telur – telur itu jatuh ke aspal tepat di atas jembatan sehingga ratusan biji telur pecah.
“Baru kali ini terjadi, aneh juga, padahal tali pengikat telur tadi kuat,” ucap sopir pikap sembari mengikat kembali rak telur yang masih utuh.
Diceritakan, berawal ingin mengantarkan pesanan telur ke Basirih dan di Patimura wilayah Banjarmasin Selatan. Telur – telur itu milik toko agen telur di Banjarmasin.
“Saat naik pertama, sudah gugur (jatuh) lalu turun mau mengantar ke Patimura dan Basirih, eh gugur lagi, jadi dua kali gugur, aneh jua,” tuturnya.
Katanya lagi, dia sudah melaporkan kejadian itu kepada pemilik toko telur yang diketahui bernama Toko Ali Telur, dan pemilik memaklumi.
“Ujar bos tidak mengapa, diganti aja telurnya,” tukas Sopir yang berusia muda ini.
Ritual menyembelih kerbau atau kambing terkait proyek pembangunan rumah, gedung atau jembatan sudah tak asing lagi di Indonesia.
Pembangunan proyek jembatan yang baru pun tidak luput dari ritual yang dianggap sakral itu. Barangkali semacam tradisi dan kearifan lokal.
Ritual potong kerbau memang lazim dilakukan warga yang masih percaya dengan tradisi turun temurun itu. Hal itu bertujuan sebagai ungkapan syukur dan sekaligus penolak bala.(yon/sir)