Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Meski Terlambat Tanam, Petani di Tanah Laut Tetap Semangat

Avatar
289
×

Meski Terlambat Tanam, Petani di Tanah Laut Tetap Semangat

Sebarkan artikel ini

Hingga saat ini penanaman padi masih ada terus berlangsung di Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Penanaman ini tergolong terlambat saat tanaman lain sudah berumur 1 – 1,5 bulan. Namun, petani di Tanah Laut tetap semangat untuk memanfaatkan lahan pertanian menjadi sumber penyedia pangan bagi kehidupan keluarganya.

BATU AMPAR,koranbanjar.net – Di Kabupaten Tanah Laut ada tiga kecamatan yang terlambat melakukan tanam padi. Yaitu, Kecamatan Jorong, Kintap, dan Batu Ampar.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Malah, masih berlangsung adalah Poktan Wisma Nugraha Desa Durian Bungkuk Kecamatan Batu Ampar, Poktan Bunga Padi dan Poktan Tani Maju Desa Mekar Sari Kecamatan Kintap.

Keterlambatan ini disebabkan musim tanam tahun lalu 2019, yang seharusnya Oktober-Nopember malah mundur pada Januari-Februari 2020. Hal ini berdampak mundurnya musim tanam ke tahun 2020.

Perubahan Musim Tanam

Biasanya musim tanam diperkirakan April-Setember, lalu dilakukan April atau Mei. Kenyataannya musim tanam terjadi perubahan, baru Juni dan Juli.

Penanaman ini termasuk terlambat yang seharusnya antara April Mei. Namun, hampir semua petani di sini terlambat hingga Juni.

“Masih ada lahan seluas 11 hektar yang ada di Poktan Wisma Nugraha Desa Durian Bungkuk, yang akan ditanami dan ini adalah tanaman terakhir untuk MT-2 April – September,” ujar Suradi, Mantri Tani Kecamatan Batu Ampar yang sekaligus Penyuluh Desa Durian Bungkuk.

Tapi, Sulaiman selaku Ketua Poktan Wisma Nugraha, menyatakan optimis panen bisa berhasil di musim tanam ini. Karena dipastikan masih sangat kondusif untuk memulai tanam.

“Hanya saja kemungkinan akan mengganggu musim tanam berikutnya,” prediksi dia.

Sebab, keterlambatan ini mungkin akan membuat atau berakibat, terjadi pula keterlambatan musim tanam berikutnya.

Sementara dikonfirmasi terpisah, Khodir mengungkapkan ada 25 hektar yang masih terus berlangsung penanaman. Tepatnya ada di Kelompok Tani Mekar Sari Kecamatan Kintap.

Hanya, Khodir mengungkapkan keterlambatan ini tidak akan mengganggu musim tanam berikutnya. Itu jika diprediksi bulan September panen terakhir, petani nanti bisa tanam dengan sistem tanam benih langsung seperti biasa dilakukan di MT Oktober- Maret.

“Kebiasaan petani tanam Musim Oktober Maret dilakukan dengan sistem Atabela, karena saat tanam kurang hari. Jadi, jika cuaca bulan September nanti normal atau tidak hujan, petani masih bisa tanam,” ucap Khodir.

Dalam penanaman padi kali ini, petani menerapkan sistem petak. Setiap petak lebar 2 meter dan dibatasi dengan parit selebar 45 centi meter. Baris pinggir ditanam rapat.

“Pembuatan parit dimaksudkan untuk memudahkan pemeliharaan seperti pemupukan, penyemprotan, dan  penyiangan,” jelas dia.

Hama Keong Emas

Permasalahan dihadapi saat ini adalah banyaknya keong emas. Keong berasal dari sungai, bendungan atau guntung di sekitar lahan yang terbawa oleh banjir baru saja melanda beberapa daerah di Tanah Laut.

Bahkan, pekan-pekan terakhir ini dilaporkan aktivitas petani pasca banjir, adalah memungut keong emas di lahan yang sudah ada tanamannya.

Giat tanam padi dilakukan oleh para petani yang terus didampingi oleh para Penyuluh ini tak terlepas dari upaya menggenjot produksi pangan, untuk memastikan ketersediaan pangan nasional (mbs/BBPP Binuang/dya)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh