BANJARBARU, koranbanjar.net – Rencana Pemprov Kalsel meningkatkan Pegunungan Meratus dari status Geopark Nasional ke tingkat Geopark Internasional, terus dilakukan.
Malah, akhir 2019 ini tim penilai Geopark Internasional mendatangi Kalimantan Selatan, meninjau geosite yang ada di Pegunungan Meratus.
“Desember 2019 nanti akan ada pertemuan Internasional mengundang ahli kebumian, Prof Ibrahim Komoo asal Malaysia sekaligus sebagai tim penilai Geopark Internasional, adapula ahli kembumian Indonesia seperti Hanang Samodra, Dr. Ir. Joko Susilo, dan Dr. Sudjatmiko,” ujar Kabid Air Tanah, Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kalsel, Ali Mustofa.
“Mereka akan datang ke Kalsel untuk meninjau beberapa geosite yang akan didiskusikan,” sambung Ali.
Tahun depan, lanjut Ali, pemerentah akan mengagendakan beberapa program event, di samping melakukan penelitian secara detail lebih lanjut untuk memperkuat data kemudian melakukan analisa.
Dari penelitian sementara, hasil dugaan dari data yang dikumpulkan, ternyata di Kalsel menunjukkan suatu kolosien jenis altim tase kolosian.
“Dan itu hanya terjadi di tempat kita, mungkin ini yang akan kita bedah jika terbukti maka akan kita undang pula ahli kolosien dari Altim Italy,” bebernya.
Menurutnya, hal tersebut terjadi karena adanya pertemuan antara artai nastir dari pecahan Benua Australia bersinggungan atau bertemu dengan pecahan Sunda fat dari ujung barat sehingga munculah Pegunungan Meratus karena type gunungnya seperti gunung Alpen di Italia.
“Seminar Internasional juga akan sering kita lakukan, sehingga akan sangat mempermudah langkah diakui UNESCO. Masyarakat harus support karena tidak ada pungutan apapun malah bukan kerugian justru keberuntungan yang didapat,” tegasnya.
Diungkapkannya, saat ini badan pengelola Geopark Meratus adalah Kepala Bappeda Kalsel, Nurul Fajar Desira bersama jajaran divisinya. Namun Ali mengatakan, ke depan akan disusun ulang agar bisa melibatkan masyarakat.
“Nanti pengelolaannya pada masing-masing geosite melibatkan kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang biasa tinggal di sana. Mereka akan dibina seperti bagaimana cara menerima tamu yang sopan, kita buatkan informasi tulisan sehingga pengunjung mengetahui cerita di sana, denahnya (peta situasi), dan site plane-nya. Intinya pengelola murni dari masyarakat,” katanya. (ykw/dra)