Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Opini

Menghadapi Wasting pada Balita di Alalak Berangan, Kegiatan Edukasi Es Krim Tradisional Menunjukkan Hasil Positif

Avatar
466
×

Menghadapi Wasting pada Balita di Alalak Berangan, Kegiatan Edukasi Es Krim Tradisional Menunjukkan Hasil Positif

Sebarkan artikel ini
Tim Pengabdian Masyarakat Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Banjarmasin. (Sumber Foto: dokpri untuk koranbanjar.net)

Masalah stunting dan wasting pada anak-anak masih menjadi tantangan signifikan bagi beberapa daerah di Indonesia, termasuk Kabupaten Batola, Kalimantan Selatan.

Oleh: Siti Mas’odah,S.Pd.,M.Gizi

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

DATA dari Balita wasting di Alalak Berangan Kabupaten Batola pada tahun 2023 menunjukkan angka tertinggi dengan jumlah 204 orang yang mengalami kondisi kurus.

Hal ini memicu reaksi serius dari para petugas kesehatan setempat untuk mengambil langkah-langkah preventif yang efektif.Menurut data Sistem Informasi Geografis Kesehatan (SSGI), Kalimantan Selatan telah menduduki peringkat kelima nasional dalam kasus wasting pada tahun 2021 dengan prevalensi 10,3%.

Angka ini meningkat signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni 6,84% pada tahun 2020

Dalam upaya mengatasi masalah wasting ini, Tim Pengabdian Masyarakat Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Banjarmasin diketuai oleh Siti Mas’odah,S.Pd.,M.Gizi dan Magdalena, A.,M.Kes beserta beberapa Mahasiswa Prodi Sarajana Terapan Jurusan Gizi telah melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat yang unik dan efektif.

praktik pembuatan es krim tradisional bagi kader posyandu. (Sumber Foto: Dokpri untuk koranbanjar.net)

Program ini meliputi edukasi tentang gizi, praktik pembuatan es krim tradisional bagi kader posyandu, serta intervensi langsung dengan pemberian es krim kepada balita-wasting selama enam hari.

Hasil post-test menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan tentang wasting; rata-rata skor pengetahuan melebihi 85%, yang dinyatakan sebagai hasil yang sangat baik

Selain itu, intervensi langsung melalui pemberian es krim tradisional telah berhasil meningkatkan berat badan balita-wasting sebesar 0,2 kg.

Reaksi positif dari semua pihak—termasuk kader posyandu, ibu balita, dan manajemen puskesmas—menunjukkan bahwa program ini telah dipenerima dengan sangat antusias.

“Program ini tidak hanya memberikan informasi penting tentang pentingnya nutrisi tetapi juga menyediakan solusi nyata dengan cara yang mudah dipraktikkan,” kata salah satu narasumber terkait program ini.

“Edukasi dan intervensi seperti ini dapat menjadi contoh yang baik bagi komunitas lokal untuk lebih peduli akan keseimbangan gizi.”

Dengan demikian, upaya pengendalian wasting di Alalak Berangan semakin kuat dengan adanya dukungan aktif dari masyarakat dan institusi kesehatan.

Semoga kontinuitas program-program seperti ini dapat membantu menurunkan angka wasting hingga nol dan menjaga kesejahteraan generasi bangsa kita. (dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh