Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Banjarbaru

Mengenal Sejarah Permuseuman di Kalimantan Selatan

Avatar
578
×

Mengenal Sejarah Permuseuman di Kalimantan Selatan

Sebarkan artikel ini
Mengenal sejarah permuseuman di Kalimantan Selatan. (Sumber Foto: Museum Lambung Mangkurat/koranbanjar.net)

Museum sebagai lembaga pemelihara dan tempat pengembangan kebudayaan sejak lama sudah dikenal oleh penduduk Kalimantan Selatan. Para pelopor pendiri museum di daerah ini, hampir satu abad yang lalu sudah mengadakan antisipasi terhadap kekhawatiran menurun dan miskinnya tinggalan budaya di masa mendatang.

BANJARBARU,koranbanjar.net – Ternyata apa yang mereka inginkan menjadi kenyataan dan tetap terasa segar sampai hari ini.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Dengan mengumpulkan benda-benda sejarah dan budaya saat itu, akhirnya museumpun tumbuh dan berkembang silih berganti sesuai dengan kronologis dan jamannya masing-masing.

Museum Lambung Mangkurat melalui Program Belajar bersama di Museum 6, Sabtu, 4 Desember 2021 berupaya memberikan informasi tentang perkembangan permuseum kepada generasi muda mengambil tema “Mengenal Sejarah Pemuseuman di Kalimantan Selatan.”

Semua itu bertujuan untuk :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi generasi muda tentang sejarah dan kebudayaan nasional.
2. Mendekatkan museum kepada masyarakat khususnya generasi muda.

Sejarah panjang permuseuman di Kalimantan Selatan telah ada sejak zaman pemerintah kolonial ditahun 1907 dengan berdirinya Borneo Museum di seputaran Lapangan Merdeka (Swartapark), yang sekarang menjadi Komplek Mesjid Raya
Sabilal Muhtadin Banjarmasin.

Kemudian museum ini dipindahkan ke Jl. D.I. Panjaitan (Heeren Grachat) dengan bangunan berbentuk rumah tradisional Banjar Bubungan Tinggi.

Museum ini tidak bertahan lama, karena pada hari-hari terakhirkekuasaan Jepang di tahun 1945 koleksinya menjadi rebutan penguasa pada saat itu.

Museum Borneo berakhir, tapi ide pembangunan museum tidak padam. Amir Hasan Bondan adalah tokoh museum yang gigih dalam merealisasikan museum.

Pada tanggal 22 Desember 1955 lahirlah museum pertama diera kemerdekaan Republik Indonesia dengan nama Museum Kalimantan.

Museum ini menempati sebagian Gedung Permupakatan Indonesia (GPI) atau bangunan River City Hotel Jl. R.E Martadinata Banjarmasin.

Museum ini tidak berumur panjang disebabkan bangunan dan koleksinya terbakar habis, maka tamatlah riwayat Museum Kalimantan.

Semangat untuk mendirikan museum tetap ada, dan tercetus pada KonferensiKebudayaan se Kotamadya Banjarmasin tahun 1957.

Sepuluh tahun kemudian berdirilah Museum Banjar pada 8 Mei 1967. Museum ini menempati rumah sewa Bapak Abdul Gafat Hanafiah Jl. May.Jend Haryano MT No.1 Banjarmasin. Tahun 1968 dipindahkan ke Gedung Balai Wartawan Jl. Jend. Sudirman Banjarmasin dan tidak berapa lama dipindahkan ke Jl. A.Yani KM 5,5 Banjarmasin.

Upaya untuk mendirikan museum yang representatif sesuai dengan harapan masyarakat Kalimantan Selatan terus diupayakan. Hal ini direspon positif oleh pemerintah pusat melalui Proyek Pelita Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
dibangunlah Museum Kalimantan Selatan secara bertahap.

Tanggal 10 Januari 1979 museum baru resmi berdiri dengan nama Museum Lambung Mangkurat dan tanggal ini juga mengakhiri berdirinya Museum Banjar, dikarenakan seluruh koleksi Museum Banjar diintegrasikan pada Museum Lambung Mangkurat. (museumlambungmangkurat/dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh