BANJARMASIN, koranbanjar.net – Mengawali masa jabatannya sebagai anggota DPRD Kota Banjarmasin, Sukhrowardi menyoroti beragam masalah di ibu kota provinsi Kalimantan Selatan.
Dalam acara bincang-bincang lika-liku selama 100 hari Sukhrowardi menjadi wakil rakyat di RM Come N Go di jalan Lingkar Dalam Selatan Banjarmasin, Rabu, (8/1/2020), sejak dilantik pada 9 September 2019 lalu, dirinya banyak menyoroti masalah pembangunan di kota ini, khususnya infrastruktur.
Dikatakannya, sebagai anggota Komisi III yang mengawasi tentang pembangunan infrastruktur, dirinya menilai pembangunan infrastruktur di kota ini banyak yang tidak terkonsep dengan baik.
Politisi Partai Golkar ini, mencontohkan dibangunnya wisata kuliner Baiman di Jalan Lingkar Dalam Selatan itu, sebagai tempat alternatif memindah PKL di Jalan Protokol Ahmad Yani, di mana akhirnya tidak berkembang.
Selain itu, anggota Badan Anggaran DPRD Kota Banjarmasin ini beberkan persoalan terkait pembangunan taman edukasi yang berada di dekat mal, ditengarai pula tidak terkonsep dengan baik hingga jadi polemik.
“Ada juga pembangunan infrastruktur seperti jembatan dititik yang tidak begitu genting padahal ada titik yang lebih genting perlu diperbaiki cepat,” tambahnya.
Ternyata bukan hanya permasalahan insfratruktur, bidang kesehatan dan pendidikan juga jadi sorotannya dari kebijakan pemerintah.
“Saya berjuang agar ada perubahan bagi kesejahteraan masyarakat dan perbaikan pembangunan di kota ini, meskipun penuh tantangan,” tuturnya.
Sebab, ungkap Sukhrowardi, tantangan itu bukan hanya dari luar, tapi juga dari internal di DPRD sendiri, karena pemikiran dan kepentingan yang berbeda
Sukhrowardi adalah politisi Partai Golkar yang terpilih pada Pemilu 2019 untuk daerah pemilihan Banjarmasin Utara, saat ini sebagai Ketua Fraksi Golkar di DPRD Banjarmasin, anggota Komisi III dan anggota Badan Anggaran (Banggar).(yon)