SEAKAN tanpa mempedulikan bahaya yang bisa kapan saja mengancam nyawanya, pekerja cat jembatan, M Yusuf, terlihat tengah asik menyemprotkan cairan pewarna ke bagian-bagian atas Jembatan Rumpiang, Marabahan.
FITRI, Marabahan
Bahkan, untuk dapat menjangkau sampai ke bagian-bagian atas jembatan yang dicat, spesialis pewarna jembatan besar asal Barabai ini bergelantungan tinggi di rangka-rangka Jembatan Rumpiang.
Meski menggunakan helm, sabuk pengaman serta alat bantu khusus berbentuk kotak dengan lantai papan yang dikellilingi rangka besi, yang berfungsi sebagai pijakan kaki Yusuf ketika bergantung di rangka jembatan, namun tetap saja alat-alat tersebut tidak menjamin keselamatannya dalam pekerjaan penuh nyali ini.
Lebih dari itu, kesulitan dan bahayanya akan lebih terasa apabila kondisi cuaca mendadak hujan yang mengakibatkan semua pijakan kaki dan semua permukaan rangka jembatan menjadi licin.
“Selain hujan, angin deras juga membuat tubuh saya ikut tertiup angin ketika saya sedang bergantung di atas. Itu sangat mengganggu dan membahayakan kami. Jadi bila sedang hujan atauangin lagi kencang, terpaksa pengecatan harus dihentikan sampai cuaca membaik,” tutur Yusuf, saat ditemui koranbanjar.net, di sela pekerjaannya mencat Jembatan Rumpiang, Rabu (12/12/2018) siang tadi.
Menurut pengawas pekerja cat Jembatan Rumpiang, Doni, pengecatan rangka Jembatan Rumpiang ini dikerjakan oleh 22 orang pekerja yang memang berprofesi sebagai pekerja cat pada jembatan-jembatan besar. “Semua pekerja berasal dari Barabai,” katanya.
Mengenai upah kerja, Doni mencertiakan, rata-rata upah para pekerja cat rangka Jembatan Rumpiang ini dihitung per hari dan memiliki porsinya masing-masing.
“Upah kami ada prosinya masing-masing. Saya sendiri sebagai pengawas mendapat Rp 300 ribu per hari. Untuk pekerja yang mengecat di bagian rangka bawah jembatan, itu upahnya Rp 100 ribuan per hari, sedangkan yang mengecat di bagian rangka atas, mendapat upah per harinya Rp 200 ribu,” jelasnya.
Doni merencankan proses pengecatan pada rangka Jembatan Rumpiang dengan warna merah dan putih yang mereka lakukan setiap hari selama dua bulan sebelumnya ini, akan selesai di akhir Desember nanti. (mj-023/dny)