Dengan adanya Wisatani atau Widyaiswara Sapa Kostratani, BBPP Binuang motivasi Gapoktan. Dilaksanakan melalui Room Zoom Meeting.
TAPIN,koranbanjar.net – Wisatani esi 27 kali ini tampak berbeda yaitu dengan tema khusus yang bertujuan untuk menjawab kebutuhan masyarakat tentang penguatan kelembagaan tani.
Serta menyelaraskan himbauan presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk menguatkan kelembagaan tani agar membentuk korporasi petani .
Ini disampaikan Jokowi dalam acara pembukaan Asian Agriculture & Food Forum (ASAFF) Tahun 2018 di Istana Negara, Jakarta.
“Saya selalu menyampaikan, marilah yang namanya petani, jangan sampai jalan sendiri-sendiri. Buatlah kelompok tani, gabungan kelompok tani,” ujar Jokowi.
Tapi itu pun belum cukup. Untuk menjadi kekuatan besar, buatlah kelompok lebih besar lagi.
“Kelompok besar gabungan kelompok tani seperti itu sering saya sampaikan, namanya korporasi petani,” katanya.
Harus ada korporasi petani dalam jumlah besar. Kalau swasta bisa, ia meyakini petani juga bisa. (Dikutip dari Kompas online tanggal 28 Juni yang lalu).
Wisatani berbasis webinar tersebut langsung dibuka oleh Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Binuang Dr Ir Yulia Asni Kurniawati MSc.
Dalam sambutannya ia menyampaikan pentingnya kelembagaan petani dalam rangka peningkatan dan penguatan ekonomi petani melalui terbentuknya korporasi, Jumat (25/09/2020)
Wisatani kali ini diikuti sebanyak kurang lebih 300-an orang baik yang ikut di Room Zoom Meeting maupun chanel disiarkan langsung melalui akun You Tube BBPP Binuang.
Narasumbernya terdiri dari widyaiswara mumpuni di bidangnya, diantaranya Tota Totor Naibaho MP, Cecep Suhardedi, MSc serta seorang Tokoh Widyaiswara Ahli Utama yaitui Ir Marhaenis Budi Santoso MSi.
Didalam penyampaiannya para narasumber menyampaikan pentingnya penguatan embrio kelembagaan tani sebagai cikal bakal, terbentuknya kelembagaan tani yang lebih besar yaitu kelompok tani (poktan) dan gabungan kelompok tani (gapoktan).
“Dengan kelompok tani dan gapoktan yang kuat akan menunjang terbentuknya kelembagaan ekonomi petani menuju terbetuknya korporasi petani yang kuat,” ungkap marhaen (Soleh/bbppbinuang/dya)