BANJARBARU, koranbanjar.net – Mahasiswa asal Kotabaru Kalimantan Selatan (Kalsel) mengaku kecewa, dengan informasi sembarangan yang beredar di media sosial (medsos) mengenai virus corona.
“Karena sumber terkadang bukan berasal dari Provinsi Hubei. Misalkan ada yang bilang, orang tiba-tiba pingsan ditengah jalan. Padahal dari konferensi pers sudah disampaikan, kondisi seperti itu lebih kepada epilepsy. Salah satu sumber yang paling resmi sekarang, adalah dari KBRI Beijing, PPIT Wuhan dan PPIT-PPIT Ranting,” ungkapnya kepada koranbanjar.net, Senin (27/1/2020) malam, melalui whatsapp.
Mahasiwa yang saat ini sedang berkuliah di Hubei Polytechnic University Kota Huangshi Provinsi Hubei Tiongkok itu, bernama Muhammad Kamaludin Ikhsan (21).
“Saya pribadi sekarang sedang liburan dan tidak berada di Hubei, tetapi di Provinsi Shaanxi Kota Xi’an. Namun, saya diamanahi sebagai Ketua Ranting Huangshi, yang kotanya berada di Provinsi Hubei. Jadi saya yang bertanggung jawab, untuk pengiriman informasi antara KBRI dan PPIT ke anak-anak kampus di kota Huangshi, Hubei,” terangnya.
Ia menjelaskan, jarak antara Shaanxi dan Huangshi sekitar 13 jam menggunakan kereta lambat. Meskipun rata-rata toko mulai akan ditutup, tetapi masih belum kepada tahap penutupan jalur transportasi umum. Kalau keadaan di Huangshi, sekarang transportasi sedang ditutup sementara.
“Di Xi’an masih ada yang buka, kalau di Huangshi memang agak jarang (untuk masker). Tetapi kalau sanitasi, alhamdulillah dari sebelumnya kasus sudah membaik. Kondisi disini, untuk sementara transportasi umum memang tidak beroperasi. Untuk keamanan seluruh warga kota Huangshi, maupun mahasiswa Indonesia yang ada didalamnya. Alhamdulillah, antara kerjasama kampus, PPIT Wuhan, dan KBRI itu terus berjalan,” ucap pria, yang akrab disapa Ikhsan itu.
Sehingga, sudah berkembang sampai kepada tahap pembukaan kantin muslim untuk makanan. Toko kebutuhan snack, dan pendataan passport atau visa mahasiswa.
Kata Ikhsan, sementara memang opsi terbaik adalah stay di asrama. Karena disana selalu dikontrol, dan disediakan masker mengenai keadaan kesehatan, serta alkohol untuk cuci tangan.
“Mohon doanya, untuk kesehatan kami semua. Alhamdulillah, belum ada yang meninggal. Kalau jaket tebal memang dipakai, karena memang sedang musim dingin suhu sekitar 0 derajat. Sedangkan untuk masker, memang perlu. Mengingat virus bisa masuk lewat jalur respiratory. Tidak benar juga, kalau tidak boleh bersentuhan,” bebernya.
Ia membenarkan, Kedutaan Besar RI di Beijing telah bergerak melakukan pendataan dan komunikasi dengan membuat grup di aplikasi WeChat.
Disinggung mengenai, pemerintah setempat melarang masyarakat untuk bepergian ataupun beraktivitas di luar rumah. Ia menjawab, kalau bepergian keluar kota di provinsi Hubei memang iya. Tetapi tidak apa, jika ingin keluar rumah.
“Namun kebanyakan sekarang, kampus pun sangat mengharapkan mahasiswa untuk tetap stay di asrama. Alhamdulillah, di sini seluruh mahasiswa dan WNI dalam keadaan sehat. Berharap, terus berdoa dan dukungan mental dari masyarakat semua,” tuturnya.
Munculnya video viral, warga china yang berebut stok makanan. Dibenarkan Ikhsan, tapi jika dibilang tercukupi tidak. Namun disebut kekurangan juga tidak.
“Cuma memang persediaan kawan-kawan di sini, pastilah tiap hari berkurang namun harus tetap bersyukur. Karena dalam jangka dekat, KBRI akan mengirimkan bantuan logistik juga,” pungkasnya. (ykw/maf)