Sejak 10 November 2024, Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka resmi membuka layanan aduan untuk seluruh masyarakat Indonesia. Namun, dalam perjalanannya, pegaduan yang terbuka untuk umum tersebut justru dibanjiri pesan iseng.
NASIONAL, koranbanjar.NET – Layanan aduan Mas Wapres merupakan terobosan Gibran Rakabuming Raka untuk memudahkan masyarakat Indonesia untuk berkirim pesan langsung kepada wakil presiden RI. Dari penelusuran koranbanjar.NET melalui akun resmi @gibran_rakabuming, Lapor Mas Wapres diunggah pada 10 November 2024.
“Kepada yang saya cintai, seluruh warga negara Indonesia, mulai besok, kami akan membuka pengaduan dari masyarakat Indonesia secara terbuka untuk umum. Bapak Ibu dapat langsung datang ke Istana Wakil Presiden ya. Jadwalnya dari hari Senin-Jumat, jam 08.00-14.00 WIB. Kami juga membuka akses melalui WhatsApp yang nomornya ada di poster.”
Lapor Mas Wapres Banjir Pesan Iseng
Perkembangan layanan lapor Mas Wapres alih-alih digunakan untuk menyalurkan aspirasi, banyak yang justru mengirim pesan isen.
Melansir ayoindonesia.com, Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, dengan gamblang menyebut bahwa layanan “Lapor Mas Wapres” yang baru-baru ini dibuka oleh Gibran Rakabuming, justru lebih sering menerima aduan yang main-main.
Lewat nomor WhatsApp yang disediakan di 08111-704-2207, laporan yang masuk lebih banyak berupa keluhan-keluhan tidak jelas daripada pengaduan serius.
“Banyak yang kirim pesan cuma buat bercanda atau sekadar iseng, dan mereka sendiri mengakui kalau tujuannya cuma buat seru-seruan. Bahkan, di beberapa platform seperti Bocor Alus Tempo, mereka terang-terangan mengaku iseng,” ujar Hasan dengan nada kecewa.
Lebih lanjut disampaikan, pesan iseng tidak hanya dari masyarakat umum tapi ada juga dari pihak yang mengatasnamakan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat).
“Yang LSM saja iseng, apalagi masyarakat biasa. Ini benar-benar harus ditertibkan,” tambahnya.
Untuk merespons masalah ini, Hasan menegaskan bahwa pihaknya tengah menyusun sistem penyaringan laporan.
“Kita sedang mengembangkan format penyaringan agar bisa memfilter pesan-pesan yang tidak relevan. Jadi, hanya laporan yang benar-benar valid dan serius yang akan ditindaklanjuti,” jelas Hasan. (hip)