Lambannya hasil dari sampel swab test membuat tim surveilans Dinas Kesehatan Banjarbaru kesulitan dalam upaya trakcing dan tracing.
BANJARBARU, koranbanjar.net – Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Banjarbaru, Rizana Mirza. Menurutnya, sampel dari banjarbaru selalu mengendap di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Banjarbaru hingga satu minggu lebih.
“Ini saja masih ada 47 sampel swab yang belum keluar hasilnya, diambil pihak laboratorium (lab) kemarin pada 12 Juni,” ujar Kadinkes Banjarbaru.
Sementara, lanjutnya, hasil lab yang keluar pada 15 Juni merupakan sampel dari 6 Juni lalu. “BBTKLPP Banjarbaru memeriksa seluruh sampel dari seluruh kabupaten/kota di Kalsel. Jadi lebih seminggu kita menunggu hasil,” ucap Mirza, Selasa (16/6/2020) kemarin.
Kepada koranbanjar.net, Mirza mengatakan, lambatnya keluar hasil swab ini berdampak bagi upaya trakcing dan tracing yang dilakukan para surveilans di lapangan.
Disinggung apakah Pemko Banjarbaru akan melakukan pengadaan alat PCR sendiri supaya bisa mempercepat memeriksa sampel? Ia mejelaskan, Dinkes belum bisa mengadakan PCR.
“Kita tidak mempunyai UPT Labkesda, membutuhkan waktu untuk mengelola itu,” singkatnya. (san/maf)