RANTAU, koranbanjar.net – Sudah jadi tradisi masyarakat Tapin bahwa pada setiap perjamuan dalam sebuah acara, tak ketinggalan sajian hidangan kuliner khas daerah yang ada di Tapin. Yang pastinya mampu menggoyang lidah para tamu undangan dengan rasanya yang nikmat dan lezat.
Selain itu, hidangan sebagai bentuk penghormatan kepada para tamu, sehingga acara yang dihadiri memiliki kesan khas banua yang kulinernya mampu menggugah selera. Namun, Pemerintah Kabupaten Tapin belum terlihat nyata upayanya dalam mendorong produksi industri kuliner khas daerah miiliknya, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kendati baru ada rencana menata pedagang kue khas daerah di kawasan Rantau Baru sebagai wisata kuliner.
Menurut Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tapin, Drs. Hamdan Rosyadie, Ms., bahwa Pemkab Tapin sesuai rencana kedepan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dalam programnya akan membangun wisata kuliner di seputar danau kawasan Rantau Baru dengan anggaran sekitar 1,2 triliun.
“Di kawasan sekitar danau Rantau Baru ini, akan ditempatkan teruntuk pedagang kue tradisional yang menjajakan sekaligus mempromosikan kue khas daerah kepada wisatawan yang datang berkunjung dari dalam maupun luar daerah, “katanya.
Beragam jenis kuliner khas daerah yang ada di Tapin ini, mampu menjadi menu utama hidangan pembuka maupun penutup dalam setiap acara yang diselenggarakan di daerah Tapin. Mulai dari acara arisan, selamatan, haulan (doa arwah, red), tahlilan, rapat kordinasi hingga musrenbang.
Pembuatnya pun asli orang daerah yang kesehariannya begadang membuat kue hingga berdagang keesokan harinya di pasar mulai pukul 04.00 Wita sampai siang pukul 14:00 Wita. Harganya bervariatif yaitu dijual mulai dari harga Rp1000 hingga Rp.10.000.
Patut diketahui dan dicoba karena ada banyak beragam jenis kuliner khas daerah di Tapin sebagaimana dikatakan salah satu pedagang kue, Julak Ijum. Kue khas daerah Tapin tersebut diantaranya meliputi cemilan, makanan ringan dan kue khas daerah yang rasanya manis yaitu Bingka, Cucur, Kue Rangai, Bobongko, Caruk, Kelelepon Martapura, Chai Kue, Pengkang, Kolak, Pais Pisang, Roti Pisang, Untuk, Amparan Tatak, Bubur Beayak dan banyak lagi yang lainnya.
“Ada sekitar 40 jenis kue dan diantaranya seperti tapai menurut kepercayaan warga adalah makanan para wali, orang-orang besar bahari (dahulu, red) di daerah yang mayoritas religius,“ katanya kepada koranbanjar.net.
Julak Ijum menambahkan, selain kue juga ada makanan yang mengenyangkan diantaranya adalah Nasi Kuning, Nasi Samin, Soto Banjar, Sop Banjar, Katupat Kandangan, Patin Baubar, Mandai, Gangan Asam Banjar, Iwak Pakasam, Rabuk Haruan, Masak Habang Ayam, Sambal Acan dan lain-lain.(mj-02/ana/iah)