Di tengah serba terbatasnya kegiatan di luar rumah akibat pandemi Covid-19, tak membuat Bayu Rizky Wardana menjadi surut kreatifitas. Di halaman rumahnya, dia membudidayakan selada dengan metode hidroponik.
TAPIN, koranbanjar.net – Bayu adalah seorang pegawai negeri yang bekerja sebagai guru di SDN 1 Pipitak Jaya, Kecamatan Piani. Membudi daya selada dengan metode hidroponik ia lakukan untuk mengisi waktu senggangnya di rumah. Maklum, sejak April lalu, aktivitas pendidikan di sekolahnya ditiadakan karena pandemi Covid-19.
Menurut warga Tapin yang tinggal di Jalan Jenderal Sudirman (by pass), Kelurahan Rantau Kiwa itu, budi daya sayur pada media air lebih mudah dibanding metode penanaman organik.
“Asal bisa memahami kadar keasaman (pH) air dan jumlah nutrisinya saja,” ujarnya, kepada koranbanjar.net, Senin (7/9/2020).
Saat ini, budi daya selada di halaman rumahnya itu meningkat hingga lebih 600 lubang media tanam. “Awalnya hanya 200 lubang, modalnya sekitar dua jutaan rupiah,” tuturnya.
Perkembangan budi daya selada yang ia alami ternyata juga berbanding lurus dengan keuntungan yang didapat. Bayangkan saja, 1 kilogram selada yang ia jual dihargai Rp 35 ribu.
Baca juga: Sepanjang Agustus, Sudah 11,06 Hektar Lahan di Tapin Terbakar
“Satu kilo itu bisa didapat dari 7 lubang. Panennya 40 hari sekali. Ini sudah lima kali panen,” katanya.
Selada yang telah dipanen dan siap jual ia jajakan sendiri melalui media sosial maupun warga sekitar. “Pembelinya biasanya datang sendiri, tapi kalau warga yang di sekitaran sini saya langsung yang mengantar,” ucapnya. (MJ-031/dny)