Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Ramadan

Kisah Hikmah (6); Ahli Sufi Ini Membakar Alquran, Alasannya Bikin Geleng Kepala  

Avatar
1379
×

Kisah Hikmah (6); Ahli Sufi Ini Membakar Alquran, Alasannya Bikin Geleng Kepala  

Sebarkan artikel ini
ILUSTRASI - Kisah HIkmah edisi Ramadan Koranbanjar.net
ILUSTRASI - Kisah HIkmah edisi Ramadan Koranbanjar.net

Seorang sufi di Khurasan, Ali Al Mansur pagi pagi terlihat sedang membakar Quran. Tetangganya pun marah. Kesal. Orang orang yg lewat depan rumah sang sufi geleng geleng kepala.

Tapi mereka tak berani menegur Al Mansur. Mereka tahu Al Mansur adalah seorang yang fakih dan wara’. Ia seorang ulama yg menjadi rujukan para imam.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Syekh, kenapa membakar Quran? Bukankah di dalamnya ada kalimat tauhid dan asmaul husna?” Tanya Ibnul Hakam salah seorang muridnya.

“Muridku, kau benar. Tapi bagiku tulisan kalimat tauhid dan asmaul husna itu tak ada artinya ketimbang ceceran darah dari orang orang muslim yang terbunuh dalam peperangan. Kedua pasukan yg berperang, membawa bendera bertuliskan kalimat tauhid dan simbol simbol Islam yang lain. Hasilnya apa? Keduanya hancur. Saling membunuh.”

“Syekh, bukankah Allah itu Maha Suci dan Maha Besar.”

“Betul, muridku. Tapi Kemahasucian dan Kemahabesaran itu tidak terletak pada kitab Quran.”

“Lalu terletak di mana Syekh?”

Al Hakam makin bingung memahami tingkah gurunya.

“Kemahasucian dan Kemahabesaran itu terletak pada hakikat manusia, ” ucap Al Mansur.

“Bukankah manusia itu ciptaan Allah?”

“Betul. Manusia ciptaan Allah. Tapi manusia adalah makhluk Allah termulia di seluruh jagad. Manusia adalah khalifah Allah di muka bumi. Manusia adalah simbol Allah yang hidup dan paling hakiki. Bukan bendera dan ayat kitab suci.”

“Syekh. Bagaimana aku bisa memahami semua itu.”

“Hormati manusia. Cintai manusia. Aku membakar kitab suci karena kitab Quran telah jadi alasan orang membakar dan membunuh manusia.”

Al Hakam mulai mengerti sikap gurunya. Ia pun terdiam. Pikirannya melayang ke sikap Al Hallaj, sufi besar yang sering diceritakan sang guru tentang keunikan sikapnya.

Setiap melihat apa pun, Al Hallaj berseru itulah Tuhanku. Bagi Al Hallaj, Tuhan ada di mana mana. Ada dalam nafas dan darah manusia. Bahkan ada pada daun yang terbang terbawa angin gurun.

“Muridku, sampaikan kepada manusia , Allah sangat menyintai manusia lebih dari apapun. Bahkan lebih dari malaikat dan kitab suci agama apa pun. Allah itu sakit bila manusia tak bersalah disakiti. Allah itu lapar bila orang miskin kelaparan. Allah ingin menunjukkan sifat Kasih dan SayangNya melalui manusia. Itulah sebabnya Allah memberikan syurga kepada pelacur yg memberi minum anjing yang kehausan di padang pasir. Karena pelacur itu mewakili Tuhan.”

Asap dari Quran yg terbakar terus mengepul. Tapi Al Mansur tak juga berhenti membakarnya. Orang orang pun makin banyak mengerumuni tingkah aneh sang sufi sambil mengucapkan sumpah serapah.

“Kalian jangan salahkan aku. Aku akan membakar semua kitab Alquran milikku sampai kalian menjadikan esensi Alquran, bismillahirrahmanirrahim, sifat kasih sayang Allah, sebagai nafas hidup keseharianmu.”

Mereka yang marah terdiam. Tenggorokanya tersekat. Lalu pergi sambil membaca istighfar berkali kali. “Shadaqta ya mursyid,” celetuknya.(koranbanjar.net)

Sumber: Islam.co

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh