Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Kisah Hikmah (11); Habib Basirih Kendalikan Pesawat Tempur Jepang Cuma dengan “Kayu”

Avatar
1906
×

Kisah Hikmah (11); Habib Basirih Kendalikan Pesawat Tempur Jepang Cuma dengan “Kayu”

Sebarkan artikel ini

Konon semasa Habib Hamid bin Abbas Bahasyim Basirih asal Kota Banjarmasin, Kalsel, masih hidup, para penjajah Jepang tengah melakukan penyerangan ke Banjarmasin dengan menggunakan pesawat tempur. Warga pun banyak yang ketakutan. Namun dengan kekuasaan Allah yang dititipkan melalui karomah Habib Hamid Basirih, sejumlah pesawat itu mampu dikendalikan hanya dengan menggunakan kayu.

“Yakin dan berdoalah kepada Allah dalam perbuatan atau amal baik yang dilakukan.” Begitulah pesan Alhabib Hamid bin Abbas Bahasyim semasa hidup. Pesan itu disampaikan kepada cucunya, Khadijah binti Habib Hasan. Khadijah merupakan cucu dari Alhabib Hamid yang waktu itu (tahun 2018) berusia 82 tahun.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Khadijah kini tinggal di sebelah makam Alhabib Hamid. Dia pula yang menjaga dan merawat makam sang kakek yang dipercaya pernah ikut melawan Jepang di Banjarmasin.

Dikutip dari Liputan6.com, makam Habib Hamid bin Abbas Bahasyim terletak di jalan Keramat RT 9 RW 01, Kelurahan Basirih, Banjarmasin. Dan lokasi makam menghadap ke sungai yang ada di seberang jalan.

Alhabib Hamid atau dikenal Habib Basirih meninggal dunia pada 1949 atau pada usia 90 tahun. Saat itu Khadijah mengaku tengah berusia 13 tahun. Khadijah mengatakan, makam kakeknya di kampung Basirih, Banjar, Banjarmasin, selalu ramai dikunjungi peziarah. Baik peziarah dari dalam negeri maupun luar negeri.

“Subhanallah ramai terus. Bisa sampai puluhan ribu. Saya juga nggak tahu dari mana para peziarah ini. Banyak yang datang dari Yaman, Arab dan lainnya,” kata Khadijah di halaman depan rumah.

Baca Juga ; https://koranbanjar.net/kisah-hikmah-9-allah-siapkan-bumi-sebagai-permadani-sufi-bisyr-malu-berjalan-pakai-alas-kaki/

Khadijah melanjutkan, Alhabib Hamid masa hidupnya lebih banyak berkhalwat (mengasingkan diri). Dalam kesehariannya Habib Hamid pun seolah tidak pernah menghiraukan apa yang dikatakan orang saat melihatnya.

Alhabib Hamid dikenal dengan wali majdub atau wali yang menyembunyikan kewaliannya dengan bertingkah seperti orang gila. Sebagian menyebutkan wali yang mempunyai tingkah nyeleneh atau di luar kebiasaan.

“Iya Insya Allah majdub ya, memang ya kadang kita tidak mengerti dengan apa yang diucapkan atau yang diperbuat,” ujar Khadijah mengenang sang kakek.

Khadijah mengungkapkan, suatu hari dirinya bersama warga sekitar pernah sangat ketakutan dengan pesawat tempur Jepang yang lalu lalang di atas langit Banjarmasin. Para warga pun kebetulan berkumpul di depan rumah Habib Hamid.

HABIB HAMID BASIRIH
HABIB HAMID BASIRIH

“Warga teriak kita diserang kita diserang. Terus ramai itu kumpul di depan rumah. Terus nggak lama kakek (Habib Hamid) datang,” ungkap Khadijah.

Khadijah menuturkan, saat itu juga Habib Hamid mengambil sebuah benda seperti kayu sambil melafalkan doa-doa. Setelah itu kayu itu dirakit seolah menyerupai remote control.

“Jadi tuh pesawat Jepang kaya diremote aja gitu sama habib diarahin ke kanan ke kiri tapi terus ditabrakan. Jadi itu saling tabrakan pesawat. Terus ada juga yang nyungsep gitu. Ya semua itu wallahu a’lam bish shawab (Hanyalah Allah Yang Maha Mengetahui dan Benar). Ya itu Insya Allah itu barangkali karomahnya,” cerita Khadijah.

Baca Jugahttps://koranbanjar.net/kisah-hikmah-7-abu-yazid-al-busthami-mendapat-ilmu-dari-seekor-anjing/

Kemudian, yang saat ini cukup membuat heran keluarga dan peziarah yaitu terkait tumbuhnya tanah di atas makam Habib Hamid. Tak ada yang bisa menjelaskan. Begitu juga soal bau wangi menyengat yang seringkali muncul dari area makam. “Sekali lagi Wallahu A’lam,” ujar Khadijah.

Lebih jauh, Khadijah menyebutkan soal sebutan Basirih sendiri diambil dari kata sirih. Di mana rumah yang ditempatinya saat ini bersama Habib Hamid dulunya banyak pohon sirih dan pusat pedagang berjualan sirih.

Sementara, soal enam kubah di atas makam dicetuskan oleh sepupu Habib Hamid yang bernama Gusti Muhamad Said. Kubah itu didirikan tidak lama usai habib Basirih meninggal.

“Beliau pingin ada kenangan dan ini kan enam kubah ya bisa diartikan sebagai pengingat rukun iman,” tambah Khadijah.(sir)

BACA JUGA

 

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh