Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, HM Lutfi Saifuddin keberatan dan melayangkan protes terhadap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel atas kebijakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bagi pelajar SMA/SMK harus tes Antigen terlebih dulu.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Protes disampaikan Lutfi Saifuddin saat menggelar rapat kerja bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel, belum lama tadi.
“Kami akan mengirim surat sebagai protes keras kepada Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Pemerintah Provinsi Kalsel,” ujar politisi Partai Gerindra Kalsel ini.
Dikatakan Lutfi, alasannya kebijakan yang mewajibkan tes antigen bagi pelajar di tingkat SMA/SMK ini tanpa dibarengi bantuan apapun karena anggarannya tidak ada.
Ia mengingatkan harga untuk setiap siswa melakukan tes antigen tersebut paling murah Rp70 ribu dan sifatnya hanya satu kali penggunaan.
“Kalau dilakukan hanya satu kali tidak ada manfaat kelanjutannya, akhirnya hanya menimbulkan beban bagi orang tua murid,” tegasnya.
Di samping itu dia menilai keputusan Pemprov Kalsel ini juga tidak matang, bukan menjadi solusi untuk saat ini, karena dengan tes antigen manfaat yang didapat juga tidak seimbang dengan PTM yang digelar berkelanjutan.
“PTM memangnya hanya digelar sekali, kami tidak setuju adanya kewajiban dari gugus tugas ini,” tegasnya.
Lutfi meminta agar kebijakan yang dikeluarkan gugus tugas jangan sampai memberati masyarakat, khususnya bagi pelajar yang akan melaksanakan PTM.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel M Yusuf Effendi menjelaskan pemberlakuan tes antigen ini hanya sekali untuk mengawali PTM.
Adapun untuk masalah anggaran agar tidak menjadi beban, dirinya meminta kepala sekolah tingkat SMA/SMK berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kalsel.
Ia berharap nanti ada bantuan biaya dari Dinkes Kalsel berupa fasilitas pelaksanaan tes antigen tersebut.(yon/sir)