Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
BanjarReligi

Pengalaman Instalatir, Reza; Kesetrum 350 Mw dengan Tubuh yang Hangus

Avatar
931
×

Pengalaman Instalatir, Reza; Kesetrum 350 Mw dengan Tubuh yang Hangus

Sebarkan artikel ini

Tidak ada yang mustahil bagi Allah Swt. Termasuk pengalaman hidup yang pernah dialami seorang instalatir listrik, seperti Reza Ahmad Syahrial, warga Jl Menteri Empat, Kecamatan Martapura Kota ini. Dalam kehidupan normal, mustahil tubuh seseorang bisa terselamatkan dari kabel yang dialiri listrik berkapasitas 350 megawatt atau setara dengan 350 juta watt – 1 megawatt = 1 juta watt, red -. Namun tidak bagi Reza. Simak kisahnya.

MARTAPURA, Denny Setiawan

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Siapa sangka orang yang pernah tersengat aliran listrik berkapasitas 350 megawatt masih bisa hidup sampai sekarang? Tapi itulah kenyataan yang pernah dialami Reza pada tahun 2005 silam.

Kisah tersebut berawal ketika dia mendapat job untuk memindah atau memutasi kabel listrik telanjang di kawasan Jl A Yani Km 1 Kota Banjarmasin.

Reza bekerja dengan beberapa rekan, sedangkan dia kebagian tugas berada di atas tiang listrik bergelantungan dengan diikat sabuk pada bagian pinggang. Manakala sudah menghubungkan beberapa bagian simpul kabel, dia bermaksud memindahkan posisi kabel yang bergelantungan ke posisi lain.

Sebelum memegang kabel telanjang yang mampu mengaliri listrik ke rumah-rumah ratusan kampung itu, terlebih dulu dia menanyakan ke rekannya tentang posisi on atau off aliran listrik.

“Waktu itu, saya tanya kepada kawan, gimana posisi listrik, terus dijawab pada posisi off. Begitu saya megang kabel listrik, ternyata posisi dalam keadaan on,” kenangnya.

Kabel listrik bertegangan sangat tinggi itu spontan melilit tubuhnya. Menurut kesaksian rekan-rekannya, sekujur tubuhnya langsung kaku dan mengeluarkan asap seperti hangus, seluruh kulit tubuh menghitam dan mengelupas, rambut mangeras seperti kawat, matanya melotot merah. Sesaat dia sempat sadarkan diri sebelum diturunkan dari tiang listrik.

“Yang saya ingat waktu itu, saya langsung melepaskan baju kaos yang saya pakai, kemudian mengikatkan ke leher sekuat-kuatnya. Untungnya sabuk masih terikat, sehingga saya masih bergelantungan di atas tiang listrik,” ujar dia menirukan kisah kesaksian rekan-rekanya.

Suasana di kawasan tersebut langsung geger, dia langsung diturunkan dari atas tiang listrik. Begitu diturunkan, bersamaan itu dia kembali sejenak sadarkan diri. Rekan-rekannya langsung ingin memberikan minum, tetapi dia menolak sekuat tenaga.

“Jangan sekali-sekali saat kesetrum itu memberikan air minum. Karena saat kesetrum, kalau diberi minum, walaupun hanya setetes, mata akan meletup, pembuluh darah di jantung pecah, semua lubang, mulai lubang telinga, hidung, mata, pori-pori akan mengeluarkan darah,” ungkapnya.

Jadi, imbuhnya, secara logika mestinya waktu itu dia sudah tewas. Setidaknya jika terjatuh dia akan mengalami patah tulang. Karena berada di ketinggian sekitar 13 meter.

“Sebetulnya kalau bicara normal mestinya saya sudah mati, namun hanya pertolongan Allah sehingga saya masih diberi umur panjang,” paparnya.
Itulah pengalaman hidup yang sangat tragis pernah dialaminya. Meski selain itu juga seringkali dia jatuh dari beberapa ketinggian saat menjalankan tugas sebagai instalatir listrik. “Alhamdulillah sampai hari ini saya masih diberikan keselamatan oleh Allah,” ungkapnya.(*)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh