Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di puncak musim kemarau 2021.
JAKARTA, koranbanjar.net – Awal musim kemarau tahun ini diperkirakan dimulai pada April depan, dan akan mencapai puncaknya pada Agustus.
“Puncaknya musim kemarau, perluasan wilayah yang terancam karhutla akan meningkat,” ujar Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal di Jakarta, Kamis (25/3/2021).
Herizal memaparkan, pihaknya mendeteksi adanya potensi karhutla kategori menengah pada Mei 2021 di Riau bagian utara. Potensi itu akan berkembang sampai Jambi dan Sumatera Selatan bagian utara hingga Juni 2021.
Pergerakan pada Juli 2021, ancaman karhutla meningkat di Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Nusa Tenggara Barat.
“Pada puncak musim kemarau, ada tambahan zona rawan karhutla di Papua bagian selatan yang harus diwaspadai,” katanya.
Menurut dia, musim kemarau tahun ini diperkirakan tidak sekering musim kemarau pada 2015 . Namun, ia menekankan ancaman karhutla tentu selalu ada. Oleh karena itu, BMKG mengimbau pemerintah daerah untuk mewaspadai daerah rentan karhutla di Sumatera dan Kalimantan.
Selain itu, penting untuk memantau tinggi muka air lahan gambut. Jika tinggi muka air gambut berkurang jauh, Herizal menyarankan harus ada upaya intervensi dengan teknologi, baik lewat pompa air agar air disalurkan, maupun dengan hujan buatan.
“Karena dengan lahan gambut yang basah, maka potensi karhutla di daerah tersebut akan berkurang. Kalau dibiarkan kering akan jadi bahan bakar kebakaran lahan,” ungkapnya. (antara/suara/dny)