Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar

Kekompakan Penyuluh, POPT dan Babinsa Monitoring Padi yang Berujung Gerdal OPT

Avatar
354
×

Kekompakan Penyuluh, POPT dan Babinsa Monitoring Padi yang Berujung Gerdal OPT

Sebarkan artikel ini

Monitoring organisme pengganggu tanaman (OPT) di Desa Damit Hulu Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan, berujung pada tindakan gerakan pengendalian atau Gerdal OPT, Senin (10/8/2020).

TANAH LAUT,koranbanjar.net – Petugas Pengamat Organisme Penggangu Tanaman (POPT) Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut, Sabar Narimo, mengungkapkan, kegiatan monitoring tanaman padi terus dilakukan secara intensif mulai dari persemaian hingga saat menjelang panen nanti.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Hal itu karena OPTdi setiap fase pertumbuhan ada kemungkinan muncul. Jenis dan intensitasnya juga beragam.

Jenis OPT dan intensitas yang diketahui dari hasil monitoring itulah menjadi dasar keputusan untuk melakukan pengendalian. Monitoring dilakukan di Desa Damit Hulu menemukan adanya serangan hama pelipat daun (Cnaphalocrosis medinalis).

Hama ini berupa ulat yang hidup dalam lipatan daun dan makan bagian dalam lipatan. Jika populasi tinggi, maka dapat menimbulkan kerusakan tinggi sehingga dapat menurunkan produksi.

“Ada serangan hama pelipat daun intensitasnya 32,96 persen  dengan luas serangan 7,5 hektare padi varietas Inpari 30 umur 32 hari setelah tanam. Sementara luas hamparan di situ ada 20 hektare,” ungkap Sabar Narimo.

Menurutnya, intensitas itu masih di bawah ambang. Namun, dalam kondisi banyak air dikhawatirkan akan menyebar ke lokasi lain.  Atas dasar itu Sabar Narimo menyimpulkan tidak aman dan merekomendasikan untuk dilakukan tindakan secara terpadu.

Melakukan pengelolaan air dengan baik untuk mengurangi penyebaran ulat melalui air. Untuk menghindari resiko yang lebih besar dilakukan tindakan serentak secara kimiawi untuk mengendalikan hama ulat sudah ada di lokasi itu.

“Tidak mau ambil risiko, jadi dilakukan gerakan pengendalian secara kimiawi, selain diperbaiki pengelolaan air dan pemupukannya,” lanjut Sabar.

Seperti diketahui pengendalian secara kimiawi sebenarnya merupakan alternatif terakhir dan harus dilakukan secara bijaksana. Oleh karenanya, POPT bersama Penyuluh dan Babinsa hadir untuk memberikan bimbingan dan memantau kegiatan gerakan pengendalian.

Sugeng Pujiono, Penyuluh Pertanian Desa Damit Hulu, bersama Babinsa memandu Gerdal secara kimiawi dengan mengerahkan 10 orang yang sudah dipersiapkan. Pestisida dapat digunakan yaitu mengandung bahan aktif  Friponil, Demehipo SPT.

Kali ini digunakan Montaf 400 SL dan Trisula yang diperoleh dari Brigade Banjarbaru dan Dinas TPHBun Tanah Laut.

Gerdal OPT di Desa Damit Hulu Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. (Foto: Penyuluh Batu Ampar)
Gerdal OPT di Desa Damit Hulu Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut. (Foto: Penyuluh Batu Ampar)

Sugeng menuturkan, Gerdal ini untuk mengamankan tanaman padi agar tidak sampai mengganggu produksi dan sekaligus memunculkan kemandirian petani dalam mengatasi gangguan OPT melalui pengamatan rutin dan perbaikan budidaya.

“Gerakan pengendalian ini diharapkan dapat menanggulangi OPT secara cepat. Harapan saya, petani juga dapat lebih mengetahui seluk beluk OPT dengan baik, aktif melakukan pengamatan areal sendiri, dan dapat mengendalikan sebelum terjadi kerusakan akibat serangan,” tutur Sugeng.

Pengendalian hama pelibat daun tidak harus dilakukan secara kimiawi, dapat dilakukan secara kultur teknis atau biologis yang lebih ramah lingkungan.

“Pengelolaan air secara baik, tanam refugia, penggunaan trichoderma ini yang perlu dipraktekkan petani untuk mencegah serangan hama itu. Penting juga tetap koordinasi dengan POPT dan Penyuluh lain di BPP,” pungkas Sugeng. (mbs/bbpp binuang/dya)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh