Kasus halusinasi berujung kematian akibat memakan buah kecubung telah menyita perhatian Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), Rabu (11/7/2024).
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Anggota DPRD Kalsel dari fraksi PDIP dapil Banjarmasin, Rosehan Noor Bahri atau akrab disapa Julak Rosi menyikapi kasus tersebut dengan meminta kepada masyarakat jika ada tanaman kecubung di dekat rumahnya agar dimusnahkan.
“Karena kebetulan saya di Banjarmasin dan memang kita lihat dampaknya sangat luar biasa, merusak syaraf hingga membawa kematian,” ujar Rosehan Noor Bahri.
Lebih lanjut dirinya juga meminta kepada Aparat Desa, RT, dan khususnya Pemerintah Daerah agar kasus ini menjadi pembahasan serius.
Menurutnya, kasus halusinasi tingkat tinggi akibat kecubung ini sebenarnya adalah fenomena lama.
Oleh karena itu dirinya berharap kepada aparat kepolisian dan Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi maupun Kota Banjarmasin untuk membantu pengawasan.
Sehingga, sambung mantan Wakil Gubernur Kalsel periode 2005 – 2010 ini, apa yang terjadi dalam beberapa hari belakangan ini mengenai korban halusinasi kecubung meninggal dua orang dan puluhan lainnya dikirim ke Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum, harus benar-benar diperhatikan.
“Kalau perlu ada tindakan lebih keras lagi dari kepolisian,” sarannya.
Kemudian, tambahnya, harus ada pengawasan ekstra terhadap barang masuk dari luar. Kecubung tersebut bisa diolah menjadi minuman atau berbentuk alat hisap lainnya.
Tak mau ketinggalan, anggota dewan Rumah Banjar yang statementnya terkenal tajam dan pedas Lutfi Saifuddin dari fraksi Gerindra juga turut berkomentar.
Menurutnya peristiwa kasus halusinasi kecubung yang semakin merebak tidak bisa dibiarkan, harus dikeluarkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) atau dapat dikatakan Kalsel Darurat Kecubung.
“Satu aja meninggal dunia sudah bisa ditetapkan KLB apalagi meninggal sampai dua orang jadi sudah sewajarnya (ditetapkan KLB),” terang Ketua MLS Kalsel ini.
Lebih jauh dirinya menjelaskan, semakin lama dibiarkan pasien halusinasi kecubung dirawat di rumah sakit, tentu ini membebankan rumah sakit tersebut.
“Ini harus dijadikan KLB, sehingga penanganannya bisa masif dan korban juga bisa dibantu semaksimal mungkin,” jelas Ketua Komisi IV DPRD Kalsel ini.
Seperti diberitakan sebelumnya beberapa hari ini, Rumah Sakit jiwa Sambang Lihum kedatangan banyak pasien diduga mabuk kecubung yang di campur dengan Zenith, dan diketahui dua orang pemakai Kecubung bercampur Zenith meninggal
Puluhan pasien pengguna kecubung dari hari Jumat hingga Senin, terus berdatangan memenuhi Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum.
Pelaksana Tugas (Plt) direktur Rumah sakit Jiwa Sambang Lihum, Yuddy Riswandhi Noora tentang maraknya pengguna kecubung yang dirawat di rumah sakit jiwa tersebut.
“Berkaitan dengan pasien kasus pengguna kecubung ini, sudah sekitar lima hari,” katanya.
Dituturkan, dari hari pertama Jumat enam pasien yang masuk, Sabtu ada enam pasien, hari Minggu enam pasien, kemudian hari Senin berjumlah sembilan pasien.
Jumlah keseluruhan ini ada dua yang meninggal, pertama hari Jumat berjenis kelamin laki laki dan yang meninggal hari senin juga laki laki, untuk keseluruhan 25 pasien berjenis kelamin laki laki dan 3 pasien berjenis kelamin perempuan.
Menurut keterangan Direktur Rumah Sakit Jiwa Sambang lihum ini, korban pengguna kecubung meninggal akibat gagal nafas efek oksidasi, suhu pasien naik dan saturasi oksigen menurun, sehingga menyebabkan pasien meninggal. (yon/bay)