Tak Berkategori  

Karomah Kewalian Habib Syaikhon, Penampilan pun Kadang Nyentrik

Kekasih Allah Swt sering memiliki karomah atau keistimewaan yang tidak dapat diterima secara nalar. Tidak terkecuali bagi Habib Syaikhon bin Musthofa Al Bahar asal Jakarta. Tingkah lakunya kadang “misterius”, bahkan penampilannya pun sering nyentrik.

JAKARTA, koranbanjar.net – Kekasih atau waliyullah yang satu ini memang sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia, terutama Jakarta. Dia memiliki nama lengkap Habib Syaikhon bin Musthofa Al-Bahar.” Namun juga sering dikenal dengan nama Wan Sehan. Tingkah lakunya sulit ditebak, tidak seperti biasanya para ulama dan habaib.

Habib Syaikhon sangat susah dicari, karena sering berpindah-pindah tempat dengan cepat. Bahkan Habib Umar bin Hafidz (ulama Yaman) terkadang di sela asyiknya mengajar santri di Tarim Yaman sering berkata. “Kita kedatangan seorang Waliyullah Wan Syaikhon, tapi tidak terlihat oleh para jama’ah.”

Ada beberapa karomah Habib Syaikhon, inilah di antaranya:

Kisah Karomah Pertama

Suatu ketika sebut saja Si A bersama jama’ah mau berangkat ke acara Maulidan, lalu sambil lewat menyapa sang Habib Syaikhon. “Habib ayo kita ke Maulidan nanti kemaleman.” Maka Habib Syaikhon menjawab sambil marah-marah. ”Sudah sana berangkat, heh Kyai, ente aja duluan ! nanti ane nyusul, berisik aja loe..!” sahutnya.

Namun begitu si A tiba di majelis,  betapa kagetnya, ternyata entah lewat mana Habib Syaikhon sudah tiba duluan, bahkan sudah berada di deretan jama’ah terdepan bersama para habaib dan ulama lainnya. Si A hanya berkata dalam hati. “Subhanallah..,” sambil senyum dan geleng geleng kepala.

Kemudian sang habib menyalami para jemaah sambil memeluk dan berkata.

“Ahlan Wa Sahlan Hehehe… barokah afwan ane sampe duluan ente belakangan, kikikik… semuanya ayo… mari, tafaddhol…”

Setelah Selesai acara doa, dan hidangan sudah keluar, keunikan lagi terjadi. Semua hidangan yang ada diacak-acak Habib Syaikhon, semua makanan dicicipi. Bagi yang belum tahu siapa beliau hanya bisa tercengang campur kaget. Si A sempat memberitahu kepada jamaah lain agar membiarkan tingkahnya itu, dan para ulama dan habaib yang hadir saat itu hanya bisa tersenyum.

Lalu Habib Syaikhon berdoa komat-kamit… terdengar sebait. “barakallah… Insyaallah…”

Kisah Karomah Kedua

Ada suatu kejadian yang lebih mengherankan lagi. Di waktu adzan maghrib berkumandang tepat di depan musala, Habib Syaikhon membawa gitar dan teriak-teriak di saat jama’ah akan melangsungkan sholat maghrib. Maka tentu saja hal ini membuat sang marbot musala marah. Dengan lantangnya sang marbot itu mencaci maki Habib Syaikhon habis-habisan.

Tiba tiba Habib Syaikhon menjepit leher marbot tersebut dan dibenamkan ke dalam ketiaknya. Dan tiba tiba sang marbot itu menangis sambil mengatakan ”Saya lihat Masjidil Haram di Makkah. Saya lihat Baitullah dan Ka’bah di Makkah…” ucapnya.

Habib Syaikhon Al Bahar. (foto:bangkitmedia.com)
Habib Syaikhon Al Bahar.(foto:bangkitmedia.com)

Akhirnya si marbot tersebut segera meminta maaf kepada Habib Syaikhon.

Kisah Karomah Ketiga

Ada sebuah rumah dari seorang keluarga miskin, dia hanya pedagang kecil di siang hari, tiba tiba didatangi Habib Syaikhon. Tanpa permisi dulu beliau langsung nyelonong masuk ke rumahnya tanpa minta izin terlebih dulu, beliau langsung menyantap makanan yang ada di meja makan.

Akhirnya sang tuan rumah hanya bisa melongo tanpa berkata apapun. Kemudian setelah selesai menyantapnya, Habib Syaikhon pamit, sambil berkata. “Teeerima kasih ya, assalamu’alaikum…”

Heran dan tak habis fikir tuan rumah hanya bisa melongo. “Subhanallah”

Anehnya, tak berapa lama kemudian si keluarga miskin pedagang kecil itu mendapatkan rezeki yang tak disangka-sangka dan kini mereka menjadi pedagang besar dan kaya raya.

Menurut segelintir orang yang faham artinya, jika seandainya tuan rumah tadi marah-marah dan tak terima, maka tidak akan menjadi kaya raya seperti sekarang.

Kisah Karomah Keempat

Kisah lain lagi, ada seorang tukang Es Cendol di Madrasah Al Wathoniah Klender Jakarta Timur. Es-nya diambil segelas tanpa permisi, apalagi bayar. Namun si tukang es hanya geleng-geleng kepala tanpa komentar.

Sempat dia ingin mau marahi Habib Syaikhon itu, namun diberitahu seorang satpam yang mengenal Habib Syaikhon, lalu si tukang es hanya bisa diam.

Begitu selesai, tak berapa lama setelah Habib Syaikhon pergi, segerombolan orang entah dari mana memborong semua es cendolnya dengan bayaran yang lebih, hingga dia tidak perlu lagi berjualan hingga larut malam. Benar-benar laris manis.

Untuk dapat bertemu dengan Habib Syaikhon mudah saja asalkan punya niat yang baik untuk bersilahturahim, karena Habib Syaikhon sering berpindah-pindah tempat. Kadang dia ada di makam ayahnya di Masjid Baidho di Lubang Buaya Jakarta Timur dan terkadang ada di Gang Nangka Bintara 3.

Kalau bertemu Habib Syaikhon akan disambut khadam (jin) di depan pintu dan hanya orang-orang yang sholeh dan punya niat yang baik yang dapat berjumpa dengannya. Apapun kata-kata Habib Syaikhon dan kelakuannya jangan diterjemahkan dan diartikan seenaknya karena yang tahu maksudnya hanya Allah Swt.(mukhlis/bangkitmedia.com/sir)