Saya dulu pernah menjadi petani karet, mengajar salah satu Tsanawiyah selama 15 tahun, mungkin dengan adanya pengalaman itu dan berkat dari murid murid saya beserta para rekan seperjuangan, masyarakat yang mendukung saya hingga bisa menjadi seperti ini. Walaupun dari latar belakang saya hanya dari seorang petani karet.
MUHAMMAD NURHUDA, Martapura
PAGI itu Jumat (27/9/2019) menjelang siang di saat waktu santai, saya mengunjungi kantor Partai Golongan Karya (Golkar) Kabupaten Banjar di Jalan A Yani Km39,5 Martapura. Di sana saya bertemu salah satu wakil rakyat Kabupaten Banjar yang sudah dipercayai oleh masyarakat selama 4 periode. Beliau sering disapa dengan sebutan Bapak Kamaruzzaman.
Karena dari pengalaman beliau lah saya tertarik untuk menulis biografi beliau kendati hanya sekilas. Sosok orang tua yang penuh wibawa tergambar jelas dari sifatnya, senyumnya yang menenangkan bisa membuat lawan bicaranya termotivasi, ingin tahu lebih banyak tentang seseorang dulunya hanya petani karet, tetapi berhasil menjadi wakil rakyat dan mendapatkan amanah oleh masyarakat Kabupaten Banjar. Berikut gambaran singkat perihal sosok pejabat publik dari unsur politik tersebut.
Berawal dari latar belakang beliau yang hanya seorang petani karet dan guru sekaligus kepala madrasah di Tsanawiyah Al-Huda. Karakter seorang pemimpin dan sosok yang disegani tertempa di sana.
Selain latar belakang pendidikan kehidupan, Kamaruzzaman sangatlah mandiri karena sedari muda sudah ditinggalkan kedua orangtuanya. Itulah membuat beliau selalu bersyukur dan mempunyai banyak impian guna membahagiakan orangtua di sana.
Sementara itu dengan adanya sifat kepedulian dan ingin menjadi penyambung lidah, beliau memberanikan diri untuk maju sebagai wakil rakyat.
Sebelum berbicara ke arah sosok beliau sebagai penyambung lidah, saya akan menceritakan proses beliau menuju ke sana.
“Saya dulu pernah menjadi petani karet, mengajar salah satu Tsanawiyah selama 15 tahun, mungkin dengan adanya pengalaman itu dan berkat dari murid murid saya beserta para rekan seperjuangan, masyarakat yang mendukung saya bisa menjadi seperti ini walaupun dari latar belakang saya hanya dari seorang petani karet,” ungkapnya memulai pembicaraan sambil mengingat kembali memori silam.
Pada 1998 awal reformasi, di saat itu Kamaruzzaman baru menyelesaikan studinya di Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari atau dahulu lebih dikenal sebagai Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin. Di kesempatan tahun 1998 juga, beliau pertama kali bergabung di partai politik Golkar.
Dengan didasari ingin memperjuangkan aspirasi masyarakat, memberanikan diri untuk mencalonkan diri sebagai anggota dewan pada tahun 1999. Namun perjalanan tidak semudah itu, nasib baik belum berpihak sehingga beliau gagal.
Kegagalan tidak membuat semangat gentar, malah semakin memacu semangat bisa lebih baik dan menggapai cita-cita membangun Kabupaten Banjar melalui sumbangsih pemikiran dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
Singkat cerita Tahun 2004, kembalilah untuk memperjuangkan harapan masyarakat.
Alhamdulillah, terpilihlah Kamaruzzaman sebagai wakil rakyat di tahun 2004, dan semua prestasi itu tidak hanya sampai di situ. Sebab, lelaki bersahaja ini dipercaya masyarakat selama empat periode, sampai sekarang.
Harapan dia untuk kedepannya supaya bisa lebih lagi dalam mendengarkan aspirasi masyarakat, dan bisa mengevaluasi setiap tahunnya.
“Tak lupa juga saya ucapkan banyak terima kasih kepada masyarakat yang sudah mempercayai saya sebagai wakil rakyat, rekan-rekan yang selalu siap berada di samping saya, sekali lagi diucapkan terima kasih banyak,” begitulah katanya dengan penuh harap.
Akhir kata, semoga rangkuman sosok seorang Kamaruzzaman yang tak pernah patah semangat dan pantang menyerah ini bisa menginspirasi kita semua. (*)