BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Asisten Deputi Pengendalian Keamanan, Kebakaran dan Lalu Lintas Kemenpolhukam RI, Bambang Soegeng, menyebut dari sekian banyak daerah di Indonesia, Kalsel tercatat menjadi salah satu wilayah rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dalam kategori perlu diwaspadai.
Dia mengatakan kondisi tersebut harus dapat dicegah dan diantisipasi mengingat dampak karhutla dapat mempengaruhi kesehatan serta sosial ekonomi masyarakat.
“Apalagi berdasarkan data BMKG diperkirakan akan terjadi el nino lemah pada Mei ini dan el nino moderat pada Desember nanti,” kata Bambang saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rapkor) Peningkatan Pengendalian Karhutla, Selasa (7/5/2019), di ruang rapat H Maksid Setdaprov Kalsel, Banjarbaru.
Dalam wawancarnya kepada wartawan usai rakor, Kepala BPBD Kalsel, Wahyuddin mengatakan karhutla merupakan salah satu bencana yang sedang disoroti serius oleh pemerintah karena dampak yang ditimbulkan dapat begitu besar.
“Banyak kementerian yang membuat program (antisipasi karhutla), termasuk di bidang Politik Hukum dan HAM, yang di dalamnya bertujuan untuk mengevaluasi dan monitoring bencana karhutla,” ucap Wahyuddin.
Dari catatan data koranbanjar.net, sepanjang kemarau di rentang Januari hingga Agustus 2018 lalu, wilayah Kalsel terhitung mengalami 400 lebih kejadian karhutla dengan luasan lahan yang terbakar mencapai 1.400 hektar lebih. Dibanding karhutla yang terjadi pada kemarau 2017 lalu, karhutla di Kalsel pada 2018 jauh lebih meningkat.
Jika berpatokan pada data tersebut, wajar saja jika kewaspadaan terhadap bencana karhutla di Kalsel terbilang cukup diperhatikan BPBD Kalsel, terlebih menjelang fenomena el nino (di Indonesia umumnya fenomena el nino berdampak pada berkurangnya curah hujan) yang diperkirakan BMKG mulai terjadi dalam bulan Mei ini. (ykw/dny)