BANJARBARU, koranbanjar – Tukijah, warga Jalan Tegal Arum, Kelurahan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang, yang bermukim di sebelah wilayah Guntung Damar, merupakan salah satu masyarakat di Banjarbaru yang terdampak kabut asap.
Dia bahkan sudah mengalami batuk-batuk selama berhari-hari. “Saya sudah batuk selama 15 hari. Kemarin saja saya sulit mengeluarkan suara sampai tidak bisa berbicara. Tapi ini sudah mendingan,” ujarnya saat ditemui koranbanjar.net di rumahnya, kemarin.
Meski selalu memakai masker setiap keluar rumah, namun ibu rumah tangga yang sehari-harinya berjualan sayur keliling itu mengaku kabut asap tetap sangat mengganggu aktivitasnya.
“Saya biasanya ke pasar mulai malam hari, itu kabut asapnya masih tipis. Tapi kalau sudah pulang subuh sekitar jam 5, pasti jalan sudah tidak kelihatan karena tertutup kabut. Kadang kalau sudah tidak terlihat sama sekali, saya berhenti dulu di pinggir jalan,” tuturnya.
Selain kabut asap, dampak kemarau lainnya yang dialami Tukijah ialah permasalahan debu yang masuk ke rumahnya.
“Rumah saja jadi saya penuh debu. Disapu berkali-kali juga percuma, karena debunya asuk terus. Apalagi jalannya ini kan belum di aspal,” ceritanya.
Tukijah berharap permasalahan kemaru yang mengakibatkan kabut asap, debu, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dapat segera berlalu. Atau setidaknya bisa ditangani pemerintah dan pihak terkait. (ykw/dny)