Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Banjarbaru

Jadi Langganan Banjir Tahunan, Pemko Banjarbaru Matangkan Penanggulangan

Avatar
438
×

Jadi Langganan Banjir Tahunan, Pemko Banjarbaru Matangkan Penanggulangan

Sebarkan artikel ini
Kepala Dinas PUPR Kota Banjarbaru Eka Yuliesda memantau kondisi Sungai Kemuning pasca banjir, Kamis (23/2/2023). (Sumber Foto: Media Center Banjarbaru)

Musibah banjir kerap terjadi tiap tahunannya, menjadi perhatian Pemko Banjarbaru. Salah satu faktor adalah adanya penyempitan sungai.

BANJARBARU,koranbanjar.net – Walaupun wilayah terdampak telah berhasil diminimalisir, persoalan banjir yang terus berulang dari tahun ke tahun menuntut Pemko Banjarbaru melakukan evaluasi penanggulangan yang lebih maksimal.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarbaru telah mengkaji faktor-faktor penyebab banjir dengan meninjau lokasi-lokasi terdampak.

Kepala Dinas PUPR Kota Banjarbaru, Eka Yuliesda, melalui Kepala Bidang Bina Marga, Adi Maulana, mengungkapkan untuk penyebab utama banjir tak lain ialah curah hujan tinggi sejak sore kemarin. Akibatnya, sungai maupun drainase telah melebihi kapasitas daya tampung.

“Kami sudah meminta data ke BMKG untuk memastikan curah hujan tinggi ini dan akan berlangsung sampai berapa lama. Pada intinya curah hujan tinggi menjadi faktor utama. Untuk faktor lainnya kita juga temukan di lapangan,” ungkapnya, Kamis (23/3/2023).

Menurutnya, peristiwa banjir malam tadi telah mengalami penurunan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi air juga sudah sangat cepat surut dan dampak di wilayah pun sudah semakin mengecil.

“Persoalan banjir ini memang sudah sering terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Pemko Banjarbaru memberikan upaya penanggulangan agar banjir ini berkurang,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Kota Banjarbaru, Subrianto mengatakan, kondisi Sungai Kemuning apabila telah meluap akan selalu berdampak pada kawasan pemukiman warga berlokasi di area bawah siring Sungai Kemuning.

“Selama mereka di situ pasti terdampak. Kalau tidak direlokasi, opsi lainnya secara inisiatif mereka meninggikan bangunan rumahnya. Namun demikian tahun ini kita sudah merencanakan penanganan di sana, yaitu pemasangan pintu kleb otomatis dan pompa air,” bebernya.

Pemasangan pintu kleb otomatis ini bertujuan untuk menahan masuknya air ke area pemukiman warga. Sedangkan untuk pompa air di Sungai Kemuning rencananya Dinas PUPR akan bekerja sama dengan BPBD terkait pengadaannya.

Opsi lainnya yang sedang dikaji dengan mengganti pagar yang di sepanjang siring sungai Kemuning dengan beton. Hal ini sebagai langkah alternatif menambah ketinggian tampungan air sungai Kemuning.

Kemudian, untuk di wilayah lainnya, disampaikan Adi Maulana,  menjadi langganan banjir yakni Kecamatan Cempaka. Lalu di Sungai Kuranji, dan Jalan Kertak Baru jadi wilayah persoalan  cukup kompleks.

Kondisi saat ini bahkan menunjukkan pemukiman warga yang lokasinya hampir berada di atas sungai. Ditambah lagi permasalahan di daerah hulu dan hilir di wilayah Cempaka.

Di daerah hulu wilayah Cempaka, yaitu gunung Kupang ada peralihan fungsi lahan. Dulunya hutan kini menjadi perumahan, pematang lahan.

“Peralihan fungsi itu dampaknya sangat besar. Dulu air bisa diserap, sekarang langsung diluncurkan ke hilir yaitu sungai Kuranji. Nah masalahnya di sungai Kuranji ini telah terjadi penyempitan sungai,” terangnya.

Persoalan ini, kata Adi, sebenarnya sudah menemukan solusi salah satunya dengan pembangunan sodetan di sungai Kuranji.

Sayangnya wacana itu mendapat penolakan warga sekitar, termasuk pula penolakan terhadap program penataan kawasan kumuh.

“Karena penolakan itu, kita berencana membangun embung baru di kawasan Gunung Kupang. Sehingga air hujan setidaknya bisa tertampung dulu di daerah hulunya. Insya Allah, pembangunannya dilaksanakan tahun ini karena pembebasan lahannya sudah selesai tahun kemarin,” ucapnya.

Kendati demikian, Adi memastikan bahwa penataan Sungai Kuranji adalah langkah paling tepat dalam mengatasi banjir di Kecamatan Cempaka. Dalam hal ini pihaknya akan memulai dengan peluasan Embung Cempaka yang ada saat ini.

“Embung Cempaka yang ada saat akan ini kita perluas. Dari luasan 3 hektar, kita perluas menjadi 11 hektar. Insya Allah, kita siapkan 2 hektare nya untuk relokasi 59 Kepala Keluarga. Ibu Kadis sedang membuat timeline tahapan ini dan akan disampaikan ke bapak Wali Kota,” tutupnya. (maf/dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh