Imbas virus corona membuat ekonomi rakyat terpuruk. Salah satunya dialami para petani karet di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Kini, harga karet anjlok, petani pun menangis alias sedih.
KARANG INTAN, koranbanjar.net – Sudah lebih dari 1 bulan terakhir ini, para petani karet di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, mengeluhkan harga karet yang anjlok. Hal tersebut sangat dirasakan dalam memenuhi kebutuhan ekonimi sehari-hari.
Menurut seorang warga, Adi Yohanadi, yang notabene memantau kegelisahan petani karet di Desa Mali-Mali, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, dia sangat memperhatikan kondisi yang dialami petani karet di sekitat desanya.
“Kalau dulu harga karet mulai Rp6.500 hingga Rp7.000 per kilogram. Sekarang sudah jatuh menjadi seharga Rp5.000 perkilogram. Itu pun dibeli dengan cara berhutang, nyaris tidak ada lagi yang membeli dengan cara cash,” ungkapnya.
Memenuhi Kebutuhan Pokok
Kondisi yang dialami para petani karet tersebut, menurut dia, hasil tani karet sudah hampir tak bisa memenuhi kebutuhan pokok.
“Bagaimana memenuhi kebutuhan pokok, kalau harga jual karet sudah anjlok seperti ini. Apalagi sekarang harga sembako seperti gula naik menjadi Rp21.000 per kilo. Kalau di kota harga gula sudah Rp20.000, kalau di kampung ya seharga Rp21.000 per kilo. Jangan-jangan nanti gula dijual seharga Rp11.000 per setengah kilo dan seperempat kilo seharga Rp6.000,” ungkapnya.
BACA JUGA
Jadi sekarang ini, bebernya, ekonomi rakyat sangat terpuruk.