Tak Berkategori  

Ibukota “Digoncang” Musibah, Pertanda Apa Ini?

OLEH ; DENNY SETIAWAN

Paska Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 belum lama tadi, berbagai persoalan telah mencuat di Ibukota Jakarta, gempa yang melanda ibukota, pemadaman listrik yang terjadi secara massal, hingga terakhir kabar duka telah merundung umat muslim se nusantara, ulama kharismatik KH. Mimoen Zubair telah wafat saat menunaikan ibadah haji di Tanah Suci Makkah. Lalu pertanda apakah ini?

Gempa yang melanda sebagian besar wilayah di ibukota Jakarta tidak lama tadi membuat penduduk Jakarta, Banten hingga Lampung sempat panik. Walaupun hanya terjadi beberapa detik, namun hal tersebut cukup membuat warga ibukota “ketar-ketir” dan menyebabkan mereka “insyaf” sesaat ingat kepada Yang Maha Penguasa. Bangunan-bangunan menjulang gergetar, penduduk berhamburan ke luar rumah maupun gedung. Dikabarkan sejumlah rumah pun mengalami kerusakan berat dan ringan di Lampung.

Gempa berkekuatan 7,4 pada skala richter berlangsung pada Jumat pukul 19:03 WIB tersebut, dikabarkan pula sempat membuat tugu monas “berayun”.

Dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, pusat gempa terletak 147 kilometer sebelah barat daya Sumur, Banten, pada kedalaman 10 kilometer.

Belum lama kejadian itu menghebohkan penduduk Jakarta, PLN Pusat telah melakukan pemadaman listrik secara massal. Seluruh alat transportasi yang menggunakan kekuatan listrik, seperti kereta cepat terhenti. Pelaku bisnis nasional dan internasional yang beroperasi di Jakarta “kalang kabut.” Keadaan tersebut memancing kemarahan Presiden RI, Jokowi, hingga harus mendatangi kantor PLN Pusat, untuk meminta penjelasan atas terjadinya keadaan itu. Terlebih kejadian serupa sudah sangat lama pernah terjadi, terakhir pada tahun 2005 silam.

Usai 2 peristiwa itu berlalu, terakhir kabar duka menyelimuti umat muslim. Seorang tokoh ulama kharismatik yang menjadi panutan semua kalangan, KH Maimoen Zubair telah wafat di Tanah Suci Makkah. Prosesi pemakaman berlangsung di Ma’la dengan dipimpin Imam Masjidil Haram.

Mencermati beberapa peristiwa yang melanda ibukota Jakarta, Tuhan seakan-akan sedang memberitahu, peristiwa-peristiwa tersebut hanyalah sebuah peringatan kecil yang harus direnungi semua umat di dunia, terutama penduduk Jakarta, agar lebih instrospeksi diri tentang kesalahan yang pernah diperbuat. Bahkan (mungkin) Tuhan sedang memberi peringatan akan datangnya sebuah musibah yang lebih hebat di waktu yang tidak lama.

(Mungkin pula) Tuhan sudah mulai “mengambil” sosok yang selama ini menjadi benteng pertahanan bala bencana di Pulau Jawa, yakni KH. Maimoen Zubair. Karena doa-doanya sehingga selama ini Pulau Jawa, khususnya Jakarta masih terhindar dari musibah besar. Pastinya, segala musibah ini bukanlah sebuah kebetulan, melainkan memang menjadi skenario Maha Pencipta. Wallahu ‘alam bishawab. (*)