KESEHATAN, KORANBANJAR.NET – Walau dibutuhkan oleh tubuh, terlalu banyak mengonsumsi garam atau sodium justru dapat meningkatkan tekanan darah. Agar asupan garam tidak berlebihan hingga mengganggu kesehatan, disarankan untuk melakukan diet garam.

Dikutip dari alodokter.com, lebih baik hindari konsumsi makanan cepat saji bagi anda yang ingin melakukan diet garam. Karena makanan tersebut mengandung garam yang tinggi dan ada juga beberapa jenis makanan yang sebaiknya dibatasi untuk menghindari kelebihan garam. Di antaranya adalah makanan beku, makanan ringan dan daging olahan, sup kalengan, keju, sereal, dan roti.

MANFAAT DAN BAHAYA GARAM

Sebenarnya garam mengandung natrium, salah satu zat yang dibutuhkan tubuh. Fungsinya untuk mengontrol tekanan darah, menjaga kadar cairan dalam tubuh, serta membantu kerja otot dan saraf (mengirim impuls saraf dari otak ke seluruh tubuh). Namun, jika garam dikonsumsi secara berlebihan, justru akan meningkatkan risiko tekanan darah tinggi (hipertensi), yang pada akhirnya dapat menimbulkan stroke atau penyakit jantung.

Saat tubuh kelebihan garam, ginjal akan menyesuaikan kadar cairan dalam darah, sehingga menyebabkan volume dan tekanan darah meningkat. Hal ini membuat jantung harus bekerja lebih keras guna menyuplai darah segar ke tubuh.

Selain itu, kadar garam yang tinggi juga bisa menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh pada pasien gagal jantung kongestif, sirosis hati, dan penyakit ginjal, serta menyebabkan gangguan fungsi saraf. Inilah alasan mengapa diet garam perlu untuk dilakukan demi hidup yang lebih sehat.

Cara Melakukan Diet Garam

Jika setiap makanan yang kita konsumsi mengandung garam, bayangkan seberapa banyak garam yang tertimbun dalam tubuh. Padahal, jumlah maksimal asupan garam yang disarankan tiap harinya hanya 6 gram. Jumlah tersebut direkomendasikan untuk anak usia 11 tahun hingga orang dewasa. Tentunya semakin kecil usia anak, semakin sedikit pula jumlah garam yang boleh masuk ke tubuh.

Oleh karena itu, lakukan diet garam dengan cara mengurangi pemakaian garam saat memasak. Jika membeli makanan olahan, maka disarankan terlebih dahulu baca label kemasan produk. Pilih makanan dengan kadar natrium (sodium) yang sangat rendah, yang kandungannya kurang dari 35 mg/penyajian sedangkan rendah natrium 140 mg/penyajian.

Anda juga bisa mengkonsumsi lebih banyak makanan segar, seperti sayuran dan buah-buahan, karena memiliki kandungan garam alami. Tapi saat Anda ingin mengonsumsi daging, pilihlah daging yang masih segar ketimbang daging olahan seperti bacon atau sosis.

Ketika memasak, Anda juga bisa mengganti garam sebagai bumbu masakan dengan bahan-bahan seperti lada, bawang putih, jahe, cabai, jeruk nipis, adas, tomat, paprika, oregano dan seledri.

Namun, Jika Anda makan di restoran, minta agar jumlah garam, penyedap rasa, maupun saus untuk dikurangi. Batasi penggunaan bumbu atau saus yang mengandung natrium seperti kecap, saus salad, saus tomat, mostar, dan lain-lain.

Meski asupan dikurangi dengan menjalankan diet garam, jangan sampai tubuh kekurangan atau bahkan tidak mendapatkan garam sama sekali. Jika kadar garam dalam darah terlalu rendah, tubuh dapat mengalami hiponatremia dengan gejala berupa perubahan kondisi mental, sakit kepala, mual, muntah, lelah, dan kram otot.(ana)