Polemik minyak goreng belum juga usai. Tak sedikit pedagang pasar yang mengeluh kesulitan mendapatkan barang, lantaran adanya keterbatasan stok dari agen ataupun distributor.
KOTABARU, koranbanjar.net – Bahkan kelangkaan stok minyak dan mahalnya harga di pasaran, membuat para warga di pesisir pulau laut berinisiatif memproses kelapa menjadi minyak goreng dengan membuat minyak sendiri.
Terlebih sejak menjelang bulan Ramadhan, kelapa mereka olah menjadi minyak goreng dengan cara tradisional untuk kebutuhan pokok dalam rumah tangga.
Dan sejauh ini, sebagian besar warga masyarakat Desa Labuan Mas, menggoreng makanan dengan menggunakan minyak goreng yang terbuat dari kelapa tersebut.
Minyak goreng yang diolah melalui tangan para warga ini pun cukup sederhana, dengan terlebih dulu harus menyiapkan bahan bakunya seperti minyak kelapa yang sudah tua.
Setelah itu, Kelapa tua yang sudah dikupas kulitnya dicuci bersih, setelah itu di parut hingga halus. Selesai proses penghalusan, kelapa dicampur dengan air dan diperas sampai santannya keluar.
Tak cukup disitu, setelah proses pertama dilakukan kemudian didiamkan selama 24 jam, sampai santan yang akan diolah menjadi minyak terpisah dengan air.
Kemudian, masuk ke proses pembuatan minyak dengan memasak santan hingga matang dan berubah menjadi minyak goreng.
Menurut Yana Warga Desa Labuan Mas Kotabaru, perbedaan harga minyak goreng berkemasan,dengan minyak goreng kelapa sangat jauh. Bahkan menurutnya lebih untung menggunakan minyak goreng yang diolah para masyarakat desa.
“Dari pada beli minyak goreng yang diecer di warung-warung, sdangkan minyak goreng yang terbuat dari kelapa hanya belasan ribu, tidak mencapai Rp 20 ribu untuk per liternya,”imbuhnya.
Ia juga berharap, minyak goreng yang biasa dipergunakan sebagai bahan tambahan untuk bikin kue lebaran di hari raya, harganya bisa turun dan mudah didapat.
“Kebiasaan kita dikampung bikin kue persiapan lebaran, sementara ada beberapa jenis kue harus menggunakan minyak goreng yang berkemasan,Sekarang ini, meskipun ada uang, namun barangnya tidak ada,”pungkasnya.
(cah/slv)