Perlu peningkatan pemeriksaan whole genome sequencing yang dapat mendeteksi jika ada varian baru atau sub varian Omicron seperti BA.4 dan BA.5 yang bahkan sudah terdeteksi di Singapura.
JAKARTA, koranbanjar.net – Seiring kondisi pandemi COVID-19 berangsur membaik, Presiden Jokowi mengizinkan masyarakat lepas masker saat beraktivitas di luar ruangan.
Menanggapi hal tersebut, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan pandangannya, Rabu (18/5/2022).
“Memang kasus kita sudah melandai dan angka kepositifan serta reproduksi sudah rendah. Juga di banyak negara sudah banyak yang melonggarkan pemakaian masker di luar ruangan. Tentu kebijakan baru ini perlu monitor seksama, antara lain dengan meningkatkan jumlah test sehingga kalau ada kenaikan kasus, kebijakan dapat dievaluasi,” kata mantan Direktur WHO Asia Tenggara itu.
Dia mengungkapkan pula bahwa perlu peningkatan pemeriksaan whole genome sequencing yang dapat mendeteksi kalau-kalau ada varian baru atau sub varian Omicron seperti BA.4 dan BA.5 yang bahkan sudah terdeteksi di Singapura.
“Kita tahu ada tiga kemungkinan skenario varian COVID-19 yang perlu diperhitungkan kalau terjadi di bulan-bulan mendatang,” ujar Tjandra.
Skenario tersebut adalah base scenario di mana memerlukan vaksinasi (dan booster) berulang, best scenario di mana keadaan jadi jauh lebih ringan dari sekarang tetapi juga mungkin ada, serta worst scenario yang varian baru lebih mudah menyebar dan lebih parah pula, bahkan mungkin perlu penyesuaian vaksin.
“Tentu kita harapkan yang pertama atau kedua yang terjadi, jangan sampai yang ketiga,” katanya.
Tjandra yang kini sedang berada di New York, Amerika Serikat, yang beberapa waktu lalu sudah melonggarkan pemakaian masker, ada tiga hal dia lihat sehari-hari.
Di tempat terbuka di mana tidak usah lagi pakai masker, tetap saja ada sejumlah orang yang pakai masker. Di ruangan tertutup yang masih harus pakai masker (kereta api dan bus) serta ruang lain yang kebijakan sesuai peraturan bisnis masing-masing (restoran, tempat pertunjukan), masih ada juga orang yang tidak pakai masker.
“Di banyak tempat tersedia tenda-tenda untuk orang dapat melakukan PCR secara gratis, seperti saya berfoto di Forrest Hill New York ini. Artinya jumlah test dapat tetap terjaga tinggi, sesuatu hal yang baik kalau kita lakukan di Indonesia,” ujar dia.
Pada 16 Mei 2022, autoritas Kesehatan New York baru mengeluarkan kebijakan baru karena ada high level of COVID-19 alert. Hal ini berdasarkan kenaikan jumlah kasus, angka kasus masuk RS, dan Bed Occupation Rate (BOR).
“Dikeluarkan advisory, yang menyebutkan penggunaan masker di semua ruangan umum tertutup. Ini salah satu bentuk penyesuaian kebijakan yang mungkin juga kita pertimbangkan pada hari-hari mendatang, kalau diperlukan,” tutur Tjandra. (dba)