Sekdaprov Kalsel Abdul Haris Makkie menyampaikan, arahan gubernur untuk penanganan karhutla menjadi tanggung jawab bersama. Termasuk, keterlibatan masyarakat.
BANJARBARU, koranbanjar.net – Sosialisasi kepada masyarakat sangat perlu. Bahkan, hingga para pengusaha yang terlibat dalam aktivitas hutan di Kalimantan Selatan (Kalsel).
Pertengahan Juni nanti, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi sebagian Kalsel sudah memasuki musim kemarau. Pada Juli, mulai kemarau mulai merata.
Rapat koordinasi (rakor) antisipasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dilakukan pada Kamis (4/6/2020), di Gedung Idham Chalid, Banjarbaru.
Pada rapat tersebut, muncul kesimpulan bahwa akan lebih awal menenggelamkan dengan air area kawasan rawan api Guntung Damar. Di mana daerah itu, menjadi langganan kebakaran saat musim kemarau seperti tahun lalu.
Selain Guntung Damar, yaitu Hutan Lindung, Liang Anggang sekitar Bandara Internasional Syamsudin Noor. Wilayah ini, merupakan lahan gambut yang krusial jika terbakar.
“Minggu depan, akan kami rendam. Kami akan simulasikan sifat air yang ada sampai mana yang akan mendorong sampai ke embung dan kawasan Guntung Damar,” tutur Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq, Kamis (4/6/2020).
Pemprov Kalsel, tahun ini kembali pasang target agar bandara harus bebas asap. Terkait alokasi dana sebesar Rp 3 miliar sudah disiapkan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR).
Nantinya, dana tersebut untuk membuat saluran air guna menenggelamkan area Guntung Damar dan Hutan Lindung. Berupaya, merendam 2.000 hektare.
“Untuk perendaman, saluran Irigasi Riam Kanan di dekat Pondok Pesantren Darul Hijrah, Cindai Alus, akan dibuka untuk dialirkan ke kawasan Guntung Damar,” imbuh Hanif.
Selain itu, penyelesaian pemasangan pipanisasi permanen menggunakan grativitasi dari Bendungan Karang Intan. Sehingga, tak perlu mesin untuk mengalirkan air. Namun, perlu biaya lebih besar untuk pemasangan untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan yang permanen.
“Harus punya solusi permanen, untuk menangani karhutla. Rencananya, water boombing akan diminta ke BNPB sebagai antisipasi untuk memadamkan kebakaran di lahan di gunung-gunung,” ungkapnya. (ykw)