BANJARBARU, koranbanjar.net – Peran Miniatur Hutan Hujan Tropis Tropika (MH2T) yang berada di kawasan perkantoran Pemprov Kalsel, Banjarbaru, disebut Gubernur Sahbirin Noor salah satunya untuk melestarikan pohon ulin yang saat ini sudah tergolong langka.
“Pertumbuhan pohon ulin lambat, tingkat keberhasilan pembibibtannya pun kecil. Jadi jika tidak dilestarikan maka akan terancam mengalami kepunahan,” ujarnya saat melakukan serah terima tanaman hutan kota dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Senin (30/7/2019), di kawasan MH2T.
Gubernur Kalsel menjelaskan aksi penanaman berbagai macam jenis pohon di kawasan MH2T sebagai upaya untuk mengurangi laju degradasi hutan dan lahan itu merupakan salah satu wujud gerakan revolusi hijau yang diprogramkan Pemprov Kalsel. Tujuannya agar masyarakat lebih peduli dengan lingkungan.
“Gerakan revolusi hijau sudah mendapat dukungan dari komponen masyarakat, termasuk DPRD melalui Perda Nomor 7 Tahun 2018 tentang Gerakan Revolusi Hijau,” jelasnya.
Dalam mewujudkan prakondisi MH2T, tambah gubernur, Pemprov Kalsel bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk IPPKH lahan untuk pemeliharaan tanaman.
“Luas lahan perkantoran Pemprov Kalsel mencapai 400 hektar, 100 hektarnya untuk Kebun Raya Banua. Sedangkan pembangunan MH2T mencakup luas sekitar 90 hektar dan ditanami sepuluh jenis pohon hutan tropis termasuk meranti dan ulin,” tandasnya.
Serah terima tanaman hutan kota dari KLHK di kawasan MH2T tersebut langsung dihadiri Menteri LHK RI, Siti Nurbaya Bakar. (ykw/dny)