Tak Berkategori  

Gandeng PT Asterindo, Kostrada dan Kostratani Gelar Demplot Pengendalian Oryctes

Kostrada Tanah Laut dan Kostratani Pelaihari sebagai penggerak pertanian, menggelar demplot pengendalian Oryctes. Di dalam pelaksanaannya, mereka menggandeng PT Asterindo

TANAH LAUT,koranbanjar.net – Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan berfungsi ganda selain sebagai tanaman bernilai ekonomis tinggi, sebagai sumber pendapatan dan lapangan pekerjaan, pendapatan ekspor non migas yang besar, juga sebagai salah satu sembako.

Upaya meningkatkan peranan sektor sawit sangat vital bagi pertumbuhan ekonomi nasional, Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing Perkebunan (Grasida).

Sementara untuk mendukung berjalannya program-program pertanian, Kementan juga meluncurkan program kostratani yang diharapkan dapat menjadi penggerak pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, dan pusat jejaring kerjasama dan kemitraan.

Tanah Laut merupakan salah satu wilayah dengan luasan mencapai sekitar 11.000 hektare kebun sawit rakyat, variasi umur muda (TBM)  hinga tua (TM).

Masalah munculnya serangan organisme pengganggu tanaman yang berakibat fatal, menjadi perhatian untuk mempertahankan sawit.

Sebelumnya, Agustus 2020,  dilaporkan adanya serangan penyakit busuk pucuk dan hama kumbang kwangwung menyerang tanaman kelapa sawit di Desa Tampang, Kecamatan Pelaihari.

Ada sekitar 5 hektare kelapa sawit berumur 2 tahun. Meski demikian serangan juga nampak di tempat lain di hamparan seluas 50 hektare milik Poktan Mekar Jaya.

Atas kasus itu, Distanhorbun Tanah Laut bersama jajaran Kostratani Pelaihari berusaha mencari solusi untuk membantu petani mendapatkan pestisida untuk menanggulangi OPT, yang masih terus menyerang dan semakin meluas.

Menyikapai hal tersebut, Kostrada Tala bidang perkebunan menggandeng PT Asterindo menggelar demontrasi plot pengendalian  Oryctes di Desa Tampang Kecamatan Pelaihari pada areal seluas 2 hektare milik Poktan Mekar Jaya.

Bertindak sebagai demonstrator petani sawit, Suyanto, dengan dibimbing petugas dari PT Asterindo, Widadi SP.

Disaksikan Kasi Perlintan Perkebunan Retno Nawang Sari SP dan staff, POPT Perkebunan Kecamatan Pelaihari Ir Sujayadi, dan PPL Desa Tampang Jamsari SST.

Kegiatan demplot dipilih karena dinilai sebagai metode yang efektif untuk meyakinkan suatu teknologi diintroduksikan.

Sebab,  melalui demplot petani melakukan langsung, melihat proses dan hasil akhir yang diharapkan.

Tujuan demplot secara langsung adalah untuk membantu petani menanggulangi serangan yang kini sedang melanda di areal kebun sawitnya.

Tujuan lain memberikan pembelajaran pada petani cara pengendalian dengan menggunakan insektisida yang diintroduksikan oleh pihak swasta.

Demplot pengendalian Oryctes dilakukan secara kimiawi menggunakan insektisida merk Antong  yang berbahan aktif  Asetat 75% SP.

Menurut Widadi, petugas dari PT Asterindo, insektisida ini bekerja dengan 3 cara yaitu secara sistemik, kontak dan racun lambung. Karenanya diyakini ini sangat efektif.

“Insektisida ini punya 3 cara kerja. Mudah-mudahan produk ini bisa menjadi solusi bagi petani,” kata Widadi.

Dalam keterangannya Kabid Perkebunan Distanhorbun Tanah Laut, Edy Hariyadi menyebut kerjasama dengan pihak swasta dilakukan mengingat keterbatasan Disbun untuk menyediakan bantuan pestisida yang dinilai ampuh untuk mengatasi Oryctes.

Dia berharap demplot hasilnya baik dan mendapat respon dari petani.

“Mudah-mudahan hasil demplot yang nantinya akan dievaluasi akhir September, menunjukkan hasil yang baik, dan ada respon baik dari petani,” ujarnya.

Dengan kerjasama ini Distanhorbun Tala dan para petani akan terbantu terpecahkan masalahannya dan pihak swasta juga lebih dapat berkembang.

Edy Hariyadi mengakui adanya keterbatasan anggaran. Dia berharap ke depan kerjasama bisa diteruskan untuk penanganan program peremajaan. Ada penebangan pohon-pohon tua.

Pada umumnya sisa batang tebangan sawit berpotensi menjadi tempat berkembangnya hama Oryctes. Karenanya, aplikasi pestisida diperlukan untuk menanggulangi masalah itu.

“Kedepan akan ada kegiatan peremajaan. Mudah-mudahan kerjasama ini bisa membantu disbun menanggulangi masalah di lapangan dalam program itu nanti“ pungkas Edy Hariyadi. (bbppbinuang/dya)