BANJARMASIN, koranbanjar.net – Dalam mengembangkan pelestarian Konservasi Flora dan Fauna di Kalimantan Selatan, Forum Konservasi Flora dan Fauna Kalsel mengadakan pertemuan membahas kesinambungan pelestarian lingkungan hidup di Banua Kalsel.
Ketua Forum Konservasi Flora dan Fauna Kalimantan Selatan, Zulfa Asma Fikra kepada awak media menjelaskan kegiatan ini merupakan pelaksanaan salah satu program pemerintah tentang menjaga kelestarian lingkungan hidup.
“Ini patut kita dukung, karena hal ini sangat baik sekali, di mana Pemerintah Provinsi Kalsel bekerjasama dengan Forum Konservasi Flora dan Fauna Kalsel mengundang forum konservasi dari Jerman dan Belanda untuk berbicara langsung mengenai lingkungan, kita sharing bagaimana pengembangan konservasi flora dan fauna di Kalimantan Selatan,” terangnya ketika wawancara di kantor Dinas Kehutanan Jalan Gatot Subroto Banjarmasin, Rabu ( 27/11/2019).
Selain dihadiri dua warga eropa, kegiatan tersebut juga mengundang seluruh organisasi lingkungan hidup.yang ada di Kalimantan Selatan.
“Kemudian kita juga berbicara tentang agrowisatanya bagaimana, kawasan esensialnya seperti apa,” tambahnya.
Diungkapkan anggota DPRD Kalsel dua periode ini, pada tahun 2020 akan ada 5 kawasan yang akan dijadikan ekosistem esensial.
“Daerah Ini yang akan dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Kalsel menjadi kawasan ekosistem esensial yaitu Tapin, Tanah Laut, Batola dan Balangan,” urainya.
Diperjelas Ketua Majelis Lingkungan Hidup Muhammadiyah Kalsel ini, dalam undang-undang nomor 23 tahun 2014 adalah tentang kewenangan Pemerintah Daerah untuk mengeluarkan ijin kawasan ekosistem esensial.
Daerah-daerah tersebut diantaranya, Desa Panjaratan di Tanah Laut, Kuala Lupak di Batola, kawasan buah-buah lokal di Balangan.
“Berharap mudah-mudahan mendapat dukungan dari masyarakat, dan juga pihak swasta mengenai pengembangan konservasi ini,” pungkasnya.(yon)