Pengoperasian atau fungsi embung Cempaka yang baru saja selesai dinormalisasi beberapa waktu lalu, sudah cukup maksimal. Namun, yang membuat kawasan tersebut masih terkena banjir, karena adanya kiriman air dari beberapa bukit di Cempaka.
BANJARBARU, koranbanjar.net – Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR Banjarbaru, Subrianto mengatakan, penggunaan embung sudah maksimal.
“Banjir kali ini tak sama kejadiannya seperti awal Tahun 2020 lalu, yang mana titik banjirnya di Kertak Baru. Itu hulunya embung,” ujar Kabid SDA PUPR.
Lanjutnya, sedangkan sekarang titik banjir ada di Basung, Bangkal dan Pumpung. “Jika pun ada di Kertak Baru, namun tak separah tahun kemarin,” sambungnya.
Melihat situasi seperti ini, kata Subri, mungkin juga karena derasnya curah dan lamanya hujan beberapa hari terakhir.
Menurut Subri, banjir juga dikarenakan air yang datang dari perkantoran Gubernur dan meluber ke Sungai Basung dan tak masuk ke embung. “Maka di sungai Basunglah air tertumpuk,” timpal dia.
Ia juga menyebutkan, embung Cempaka berfungsi, tapi hanya over kapasitas karena banyaknya kiriman air dari berbagai bukit.
Lebih lanjut ia mengatakan, banjir di Basung, pihaknya sempat mengontrol langsung ke Sungai Surian lebih tepatnya arah jalan ke Kiram, di situ juga ada limpasan air di bagian badan jalan. “Nah, air yang di badan jalan itu menyuplai ke Pumpung,” ucapnya.
Adapun di Bangkal, airnya menuju ke parit besar, namun di situ air juga sudah cukup tinggi.
“Harusnya buangan air ke parit besar menuju Pelaihari, tapi di sana tumpukan air juga cukup tinggi, maka pengaliran air dari bangkal sedikit lambat,” tutup Subri. (san/maf)
