BANJARBARU, koranbanjar.net – Pembukaan ekspose hasil integrasi data Lahan Pangan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) ditingkat Provinsi Kalsel tahun anggaran 2019, merupakan persiapan agar tidak ada data yang sama dan menjadi satu kesatuan, Rabu (2/9/2019) siang.
“Data ini, nantinya akan mendata lahan pertanian secara keseluruhan di Kalsel, jika ada data yang tidak sesuai agar secepatnya bisa dikendalikan,”ucap Sekretaris Direktorat Jendral ATR BPN Dadat Dariatna kepada wartawan usai kegiatan di Grand Daffam Hotel Banjarbaru.
Ketua Tim Penyiapan Data LP2B Provinsi Kalsel Tri Margo Yuwono menambahkan, berdasarkan data terbagi menjadi dua. Yaitu, sawah dan tegalan.
“Ekspose data ini sudah kita verifikasi sesuai data di lapangan, sudah ditemukan luasannya sekitar 272 ribu hektar sawah. Sedangkan, untuk tegalan sudah mengalami pengurangan. Kemungkinan sekarang juga sudah dijadikan sawah atau program serasi, sehingga lahan tegalan menjadi sawah,” katanya.
Ia menjelaskan, data yang sudah didata pihaknya. Selanjutnya, akan diekspose seluruh Provinsi dan disampaikan ke tingkat Kementerian. Kemudian, akan diolah lebih lanjut mengenai luasan pastinya.
“Sebab, karena ada beberapa penentuan batas administrasi, dan ini yang belum selesai masih ada yang tumpang tindih,” tuturnya.
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor melalui Asisten I bidang Pemerintahan Siswansyah mengharapkan, melalui sektor tersebut ada berbagai upaya pengembangan pertanian.
“Agar berjalan dengan baik, tentunya menjadi perhatian kita bersama dengan seiring perjalanan waktu pembangunan malah justru semakin banyak permukiman dibandingkan lahan pertanian,” ucapnya.
Ia membeberkan, memiliki acuan agar semua kegiatan berjalan terpadu dan konsisten.”Namun, kendala yang kita hadapi adalah terbatasnya lahan pertanian yang berkelanjutan. Sehingga, data LP2B ini penting dan bisa menjadi patokan untuk investasi,” pungkasnya. (ykw/maf)