MANTEWE, koranbanjar.net – Eksistensi perajin rotan bukan hanya ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara, namun di Kabupaten Tanah Bumbu juga ditemukan para perajin sekaligus pengumpul rotan. Khususnya di Desa Rejosari Kecamatan Mantewe.
Dari mana bahan bakunya? Ternyata tidak didatangkan dari luar daerah, karena di sekitar kawasan wilayah kerja Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kusan, banyak ditemukan rotan-rotan yang bisa diolah dan bahan baku bermacam kerajinan rotan.
Bahan baku rotan tidak perlu jauh mencarinya, bisa didapatkan dari kawasan hutan setempat di Kecamatan Mantewe, sebagai keperluan pembuatan peralatan rumah tangga. Seperti kursi, meja, tirai, lampit, rak sepatu, dan lain-lain.
Jenis rotan yang digunakan secara umum dan mudah ditemukan tersedia di hutan Mantewe antara lain manau, minong, latong dan ronte. Para perajin dan pengumpul rotan, tentu saja memanfaatkan bahan baku dari sumber daya alam ini.
Suharno, seorang perajin rotan di Desa Rejosari Kecamatan Mantewe mengatakan, dia sudah lama melakukan aktivitas membuat kerajinan peralatan rumah tangga dari rotan ini selama 11 tahun. “Sampai saat ini saya masih bekerja sebagai perajin rotan secara mandiri,” katanya.
Pemasaran hasil kerajinan rotan itu belum secara meluas, hanya dipasarkan pada dua daerah. “Hasil kerajinan rotan dipasarkan di wilayah Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru,” katanya, Senin (14/10/2019).
Mengenai adanya sosialisasi tata kelola perdagangan dan industri rotan di Kalsel, maka membuka peluang perkembangan kerajinan rotan bagi perajin rotan di Kalsel, termasuk di Tanah Bumbu. Kasi Pemanfatan Hutan KPH Kusan, Mustamin menyatakan, berkoordinasi dengan Suharno untuk berhadir di acara tersebut. (dya)