Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Banjarmasin

Drone Pengusir Hama Burung Padi

Avatar
388
×

Drone Pengusir Hama Burung Padi

Sebarkan artikel ini
uji coba alat pengusir hama burung padi hasil karyanya di kawasan persawahan di belakang rumahnya. Banjarmasin, Sabtu (17/6/2023) foto: koranbanjar.net

Seorang tokoh religi di Kota Banjarmasin, Habib Fatturrachman kembali melakukan uji coba terhadap karya teknologi terbarunya, Drone pengusir burung penganggu atau hama padi.

BANJARMASIN, koranbanjar.net – Dalam wawancaranya, Sabtu (17/6/2023) usai mengujicoba alat tersebut di belakang rumahnya area persawahan, Jalan Kampung Keramat, Basirih, Kecamatan Banjarmasin Barat, Kota Banjarmasin, dirinya menceritakan awal mula bagaimana dirinya merangkai sekaligus mengolah alat pengusir hama burung padi ini.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Berawal dari jalan-jalan ke kawasan pertanian di Kalimantan Tengah. Para petani disana, banyak mengeluh akibat serangan hama.

“Bahwa hama burung ini sangat luar biasa mengganggu. Dari situ ulun (Saya) berpikir bagaimana caranya dengan keahlian yang diberikan Allah kepada ulun di bidang teknologi membantu mengatasi keluhan petani soal hama burung ini,” ceritanya.

Lanjutnya, dalam waktu hanya kurang lebih satu minggu, dirinya mampu menciptakan sebuah alat canggih pengusir hama burung saat masa panen tiba.

“Alhamdulillah sudah ketemu formulasi drone pengusir hama burung ini,” ucapnya.

Adapun cara kerjanya dirinya menjelaskan, alat ini menggunakan sensor ultrasonik. Di dalamnya ada mikrokontroler untuk mengatur kerja alat ini.

“Mikrokontroler inilah yang menggerakan baling-balingnya baik kedepan atau kebelakamg dan itu secara otomatis,” terangnya.

Ditanya seberapa efektif alat ini bekerja dalam mengusir hama burung yang membuat gagal panen ini?

“Karena alat tersebut jalannya menggunakan rel dari tali kawat aluminium atau timah kemudian kita pasang bunyi-bunyian maka di tengah sawah nantinya bakal ramai dengan suara bunyi-bunyian dan tentu burung tidak berani mendekat,” paparnya.

“Disamping itu ada batasan waktu operasinya dan bisa diatur,” sambungnya.

Alih-alih bakal sangat berguna bagi petani yang kerap gagal panen akibat gangguan hama burung, ternyata satu biji alat ini mempunyai nilai jual cukup mahal.

Oleh karenanya, dirinya meminta harus ada campur tangan pihak pemerintah daerah setempat terutama dalam memasyarakatkan atau mensosialisasikan alat itu.

“Karena bisa dibilang alat ini cukup mahal yakni berkisar 2 juta satu biji,” sebutnya.

(yon/rth)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh