Pembuatan drainase di wilayah Kuin Utara maupun Kuin Selatan Kecamatan Banjarmasin Barat dinilai selama ini tidak efektif banyak menimbulkan dampak negatif.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Dari hasil perbincangan media ini dengan beberapa warga Kuin Utara, Minggu,(1/10/2023), bahwa warga merasa selama ini pembuatan drainase atau gorong-gorong sama sekali tidak berfungsi dan membawa manfaat bagi warga di kedua wilayah tersebut.
“Membikin drainase ini ulun (saya) rasa percuma tidak ada fungsinya malah mempersempit jalan dan saluran airnya kadang tertutup sampah lambat turunnya,” tutur Yurdani warga Kuin Utara.
Menurutnya seharusnya membikin gorong-gorong jangan di bahu jalan sehingga menyempitkan jalan dan sangat berkemungkinan besar akan kena lindas mobil besar.
Ini salah satu faktor utama penyebab tutup drainase juga kerap pecah bahkan remuk.
“Mobil yang sering melintas di kawasan kuin utara ini kan angkutannya berat-berat seperti kayu dan mobil tangki BBM jelas hancur tutup drainase terkena lindasannya,” ujarnya sembari mengatakan tidak bisa menyalahkan mobil yang lewat menggilas tutup drainase karena berada di bahu jalan.
Pendapat serupa masih dari warga Kuin Utara, Samidi dan Basran menceritakan, sebelum Kuin Utara dibuat drainase turun naiknya air pasang tidak ada masalah.
“Sebab kami ini berada di pinggir sungai, jadi kalau air naik sekalipun pasang besar, airnya cepat aja turun ke sungai,” ungkap Samidi diiyakan Basran.
Bahkan mereka berkata jika pembikinan drainase selama ini tidak berfungsi signifikan.
“Ini namanya buang-buang anggaran aja, uang rakyat terbuang percuma,” sebut Basran.
Masih dengan persepsi yang sama, Zulkarnain warga Kuin Selatan menyampaikan dengan adanya drainase ini mengakibatkan jalan di kawasan Kuin Selatan kerap menimbulkan kemacetan.
“Pokoknya bila pagi dan sore pasti macet, sebab jalannya bertambah sempit akibat adanya gorong-gorong ini,” tuturnya.
Lebih parah lagi, air yang menggenang di dalam lubang gorong-gorong menjadi sarang nyamuk, dan bisa menimbulkan penyakit demam berdarah.
“Menjadi sarang nyamuk dan bisa menimbulkan deman berdarah, belum lagi bau sampah yang masih tersisa di dalam gorong – gorong,” ucap Ipul.
Senada dengan penuturan warganya, Ketua RT 07 Kuin Selatan, Sudiono menilai fungsi drainase selama ini sangat tidak efektif. Selain menimbulkan kemacetan juga kerap menjadi sasaran tindak kriminal.
Menurutnya sejak proyek gorong-gorong ini dibikin sekitar 5 tahun lalu, hanya 2 tahun berjalan dalam keadaan aman dan lancar.
“Setelahnya dari tahun ke tiga hingga sekarang sering terjadi permasalahan terutama kerap hilangnya besi tutup gorong-gorong hingga sering menimbulkan kemacetan arus pengguna jalan,” ungkapnya.
Dikataknnya, sering terjadinya tindak kriminal pencurian tutup drainase, pihaknya sudah melaporkan hal itu ke Dinas PUPR Kota Banjarmasin.
Untuk itu dirinya berharap agar Dinas PUPR Kota Banjarmasin secepatnya memperbaiki atau membikinkan kembali penutup drainase yang bahannya lebih kuat dan berkualitas.
Sudiono berharap PUPR Kota Banjarmasin segera mengatasi persoalan gorong-gorong ini,” harapnya.
Lebih khusus harus menggunakan bahan yang berkualitas agar penutup drainase tidak mudah pecah walau dilindas mobil besar.
Menanggapi pendapat negatif masyarakat Kuin Utara dan Kuin Selatan terhadap drainase, Kepala Bidang Drainase Dinas PUPR Kota Banjarmasin, M.Lufi Fadhillah ketika dikonfirmasi mengaku awal pembikinan drainase di wilayah Kuin Utara dan Kuin Selatan bukan proyek Pemerintah Kota Banjarmasin.
“Kalau tidak salah pembuatan gorong – gorong di wilayah Kuin waktu itu proyek balai dari pusat Jakarta, bersumber dari APBN,” ungkapnya.
Namun dirinya mengaku lupa pada tahun berapa proyek drainase tersebut diserahkan ke Pemko Banjarmasin.
“Karena di bidang ini (drainase) Dinas PUPR Kota Banjarmasin saya baru enam bulan,” akunya.
Ditanya apakah dirinya mengetahui anggaran proyek drainase tersebut, Lufi panggilan akrabnya berkata tidak tahu.
“Saya tidak tahu, karena waktu awal pembuatan bukan Pemko yang mengerjakan,” pungkasnya.
(yon/rth)