Akibat bekas galian tak dikembalikan ke bentuk semula, proyek Jaringan Distribusi Utama (JDU) air minum di Jalan Tamansari Bunga disorot DPRD Barito Kuala (Batola).
BATOLA, koranbanjar.net – Salah satu yang paling disorot adalah bekas galian di bahu jalan Desa Anjir Serapat Muara I di Kecamatan Anjir Muara, dan Desa Jelapat Baru di Kecamatan Tamban.
“Saya hanya mengevaluasi sebagai dasar tahapan pekerjaan berikutnya. Kalau tak dievaluasi sekarang, bukan tidak mungkin hasil pekerjaan akan kurang maksimal,” papar Junaidin di sela inspeksi lapangan, Selasa (17/9).
Anggota DPRD Batola, Junaidin, dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) menambahkan pihaknya tidak bermaksud mencari kesalahan. Tetapi ini semata-mata demi memperlancar pembangunan di Batola.
“Seandainya diperbaiki setelah proyek selesai, dikhawatirkan anggaran dana akan membengkak. Ini belum termasuk pengaruh cuaca yang akan memasuki musim hujan,” ujarnya.
“Terlebih telah disediakan anggaran pengembalian kondisi awal, sehingga evaluasi kami dapat menjadi bahan Dinas PUPR Kalimantan Selatan untuk menegur atau memanggil kontraktor supaya bekerja maksimal sesuai anggaran dan rencana,” tegas Junaidin.
JDU tersebut merupakan proyek yang dikerjakan Dinas PUPR Kalsel, dan termasuk bagian rencana pengembangan Metropolitan Banjarbakula. Adapun pemasangan pipa dimulai dari Instalasi Kota Kecamatan (IKK) Anjir Muara hingga Desa Tinggiran Baru di Kecamatan Mekarsari sepanjang 12 kilometer.
(max/rth)