BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Rabu (04/07) kemarin melantik anggota Dewan Pengurus Daerah (DPD) untuk Kota Banjarbaru. Bertempat di Gedung Bina Satria, acara yang dihadiri oleh Wakil Walikota Banjarbaru ini berlangsung khidmat. Para anggota DPD PPNI Kota Banjarbaru ini dilantik untuk masa bakti tahun 2018 hingga tahun 2023.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PPNI Kalimantan Selatan, Sirajudin Noor mengatakan bahwa pelantikan pengurus ini adalah hasil dari Musda DPD PPNI Banjarbaru pada 9 Maret Lalu.
“Organisasi profesi ini sudah berdiri sejak 43 tahun lalu, diakui oleh pemerintah sebagai organisasi profesi tenaga kesehatan,” ujarnya.
Fungsi kepengurusan PPNI ini, lanjut dia, sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga adalah untuk membina dan mengembangkan lalu mengawasi anggotanya terkait dengan praktik keperawatan. “Baik di pelayanan kesehatan rumah sakit, maupun di puskesmas dan juga di swasta. Agar mereka bisa memberikan kontribusi pembangunan kesehatan di wilayahnya,” ujarnya lagi.
Sirajudin menuturkan saat ini sudah ada 12 perawat yang melakukan praktik mandiri di Banjarmasin sedangkan di Kabupaten Banjar baru ada 2 orang perawat yang melakukan praktik mandiri.
“Nah, mereka harus berintegritas yang artinya tidak boleh melakukan praktik seperti dokter. Kalau dia berkolaborasi dengan dokter atau ada pendelegasian terkait dengan pengobatan itu boleh saja, home care atau pelayanan dari rumah ke rumah adalah salah satu yang diunggulkan dalam praktik keperawatan dan nantinya akan terus kita kembangkan,” tuturnya.
Anggota PPNI sendiri di Banjarbaru seperti yang dijelaskan Sirajudin berjumlah sekitar 600 orang. “Dengan harapan para anggota PPNI ini memberikan kontribusi yang positif kepada masyarakat Banjarbaru, terkait dengan pelayanan kesehatan baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif di puskesmas, rawat jalan maupun rumah sakit,” jelasnya.
“Senyum adalah pelayanan yang harus diberikan oleh perawat, dokter maupun petugas kesehatan lainnya. Mau capeknya gimana pun kita harus senyum dan memberikan pelayanan terbaik, karena masyarakat tidak mau tahu karena dia punya masalah kesehatan. Jadi, kita yang memberikan pelayanan yang harus adaptif terhadap karakteristik masyarakat yang mendapatkan pelayanan tadi,” pungkasnya.(ana)