Sumber Daya Manusia Kesehatan di Kalsel khususnya dokter spesialis minim peminatnya. Sehingga, Dinas Kesehatan Kalsel terus berkolaborasi dan bekerjasama terutama dalam hal pengadaan, baik jumlah maupun jenis SDM kesehatan.
BANJARMASIN,koranbanjar.net – “Terutama profesi tertentu kita kesulitan untuk melengkapi dan mengadakan profesi tersebut,” ungkap Kepala Seksi SDM Kesehatan Dinas Kesehatan Kalsel, Muhammad Rizal, Jumat (4/6/2021).
Menurut Rizal, Badan kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Kalsel sempat membuka formasi dokter spesialis forensik, dan dokter spesialis paru.
Bahkan apabila ada yang mendaftar kemungkinan besar akan langsung diterima, mengingat tidak adanya persaingan di formasi tersebut.
“Ini salah satu contoh bahwa beberapa profesi memang kita kesulitan untuk menyiapkan,” katanya.
Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kalsel telah melakukan berbagai upaya untuk menyelesaikan masalah dengan memantapkan formasi dan menyempurnakan visi misi maupun mekanisme pemenuhan SDM kesehatan.
“Program pemenuhan tenaga kesehatan ini cukup banyak, hanya saja belum terkoordinasi dengan baik,” ungkapnya.
Oleh karena itu, berdasarkan data jumlah SDMK Kalsel ada sekitar 31 ribu orang terdiri atas 22 ribu diantaranya spesifik untuk tenaga kesehatan.
Dari 22 ribu itu ada beberapa jenis untuk tenaga kesehatan seperti dokter, dokter spesialis, gigi, perawat, bidan, sanitarian, gizi, teknik lab, kemudian apoteker maupun asisten apoteker.
Untuk itu, diharapkan setiap puskesmas harus ada dokter program pemerintah pusat dan RS tertentu terkait pelayanan yang harus dilengkapi dokter spesialis.
“Profesi ini cukup sedikit dan saat dibuka formasinya pun tidak ada yang daftar. Mudahan dengan informasi ini kita bisa membuat perencanaan lebih jauh ke depannya,” pungkasnya. (kominfokalsel/dya)