Diversifikasi pangan dimaksudkan masyarakat tidak terpaku pada satu jenis makanan pokok. Diversifikasi pangan menjadi salah satu cara meningkatkan pendapatan petani di Barito Timur. Ini seiring dengan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) yang seringkali pula mengatakan, pertanian tidak berhenti dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional.
PAKU,koranbanjar.net – Dalam situasi pandemi covid 19 ini diversifikasi usaha sudah mulai banyak dilakukan oleh petani dalam rangka peningkatan pendapatan, salah satunya dilakukan Fitri Dariyanthi, penyuluh pertanian di Desa Bantai Napu Kecamatan Paku Kabupaten Barito Timur Kalimantan Tengah.
Fitri mendorong para petani di wilayahnya untuk mengembangkan usaha tani terpadu, salah satunya mengembangkan budidaya jagung pakan atau komposid dikombinasikan ternak ayam petelur.
Kembangkan Usaha Tani Terpadu
Asbel Serep selaku Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Paku mengajak para penyuluh di wilayahnya untuk bersama-sama mengembangkan usaha tani terpadu.
Seperti yang dilakukan kelompok tani di WKPP Desa Bantai Napu, dengan mengembangkan budidaya jagung pakan dan ternak ayam petelur.
“Ternak ayam dapat memberikan hasil harian dan hasil musiman dari tanam jagung pakan dan sekaligus jagung dapat diproses menjadi pakan ayam dan ayam petelur memberikan kotoran sebagai pupuk kandang,” tutur Asbel, Sabtu (25/07/2020).
Pertanian Tiada Pernah Berhenti
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) selalu mengingatkan, pertanian agar tidak berhenti dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional, serta meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia menjadi lebih baik.
“Di mana sektor pertanian memiliki potensi yang sangat besar dalam menumbuhkan ekonomi nasional,” ujar SYL.
Pandemi Covid-19 saat ini masih meruntuhkan seluruh aspek termasuk pariwisata, jasa, ekonomi dan lainnya.
Di tengah pemerintah yang mulai memberlakukan new normal, berbagai strategi dalam meningkatkan ketahanan pangan harus tetap semangat dilaksanakan, agar tidak terjadi krisis pangan.
Pemenuhan kebutuhan pangan tidak boleh terhenti, berbagai upaya terus dilakukan Kementerian Pertanian untuk menjaga ketersediaan pangan. Dimulai dari perumusan kebijakan di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga di tingkat kecamatan.
Hal ini sejalan arahan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi, juga menegaskan bahwa pangan adalah masalah yang sangat utama.
Masalah pangan adalah masalah hidup matinya suatu bangsa. Sudah waktunya petani tidak hanya mengerjakan aktivitas on farm, tapi mampu menuju ke off farm, terutama pasca panen dan olahannya.
“Banyak yang bisa dikerjakan untuk menaikkan nilai pertanian, khususnya pasca panen. Tuntutannya adalah petani harus berinovasi. Buat terobosan agar hadir produk-produk baru,” paparnya. (Sukadi/Asbel/ BBPP Binuang/dya)