Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Banjar

Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Dipertanyakan Penanganan Muntaber

Avatar
15
×

Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Dipertanyakan Penanganan Muntaber

Sebarkan artikel ini
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Banjar, Ahmad Fauzan mempertanyakan kinerja Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar tentang penanganan penyakit muntah berak (muntaber). (Sumber Foto: headline9)

Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Banjar, Ahmad Fauzan mempertanyakan kinerja Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar tentang penanganan penyakit muntah berak (muntaber).

BANJAR,koranbanjar.net –  Sudah ada tiga balita yang dinyatakan meninggal dunia akibat muntaber.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Data ini berdasarkan perhitungan RSUD Ratu Zalecha Martapura per Januari – Februari 2025.

Mirisnya, balita yang sudah menghadap sang khalik itu baru berusia 7 dan 11 bulan. Mereka berasal di Kecamatan Martapura dan Astambul.

“Pertanyaannya apakah selama ini Dinkes Kabupaten Banjar kurang melakukan sosialisasi, ya barang kali ketidaktahuan masyarakat terhadap muntaber,” katanya.

Mereka mengira itu hanya muntah biasa ternyata muntaber, akhirnya didiamkan terlalu lama dehidrasi parah lalu meninggal.

“Ini kan terjadi di Ibu Kota Kabupaten Banjar Martapura jangkauan lokasinya juga di perkotaan,” ungkapnya kepada awak media.

Berdasarkan data yang disampaikan RSUD Ratu Zalecha Martapura per Januari 2025 untuk rawat inap berjumlah 45 orang, 9 orang menjalani rawat jalan dan 1 orang dinyatakan meninggal dunia.

Sedangkan, Februari 2025 jumlah rawat inap 31 orang, dirawat 7 orang dan meninggal dunia sebanyak 2 orang.

“Nah, kalau sudah seperti ini? Harus ada dong solusi yang intensif kepada masyarakat. Ya kalau anggarannya tak ada, bilang! dari dewan siap mendukung kok,” kata dia.

Dalam Rencana Program Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2021 – 2026 yang juga disusun dalam visi misi Bupati Banjar H Saidi Mansyur dan Wakil Bupati Banjar Said Idrus Al Habsyie bahwa pelayanan kesehatan kepada masyarakat menjadi prioritas.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Banjar sebenarnya juga telah memiliki 25 Puskesmas dan 56 Puskesmas Pembantu (Pustu) yang tersebar di 20 kecamatan di 277 desa dan 13 kelurahan.

Berkaca dari itu, politisi dari Fraksi Partai Golkar tersebut secara tegas menganggap, selama ini kinerja Dinkes Kabupaten Banjar untuk menyosialisasikan pentingnya bahaya penyakit muntaber dan diare masih kurang.

Selain itu, tingkat imunisasi di Martapura khususnya di perkotaan juga masih kurang. Nah, sudah ada kejadian ini Dinkes Kabupaten Banjar ada reaksi lah mengkoordinir perihal itu, diketahui musim-musim seperti ini terkadang panas terus kadang juga hujan.

“Artinya, sangat riskan sekali anak-anak bisa terserang penyakit diare ataupun muntaber,” papar dia.

Melihat kondisinya perlu jadi atensi, dirinya bersama Komisi IV siap mengawal.

“Kita perlu juga memanggil Dinkes dalam agenda RDP apa sih yang selama ini jadi masalahnya, kalau memang dananya kurang ya bicarakan dengan anggota legislatif. Begitu pula, jika keadaan masalah SDM tadi,” ungkapnya.

Sepanjang tahun 2024, balita yang dirawat di rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Banjar (RSUD Ratu Zalecha) itu ada sebanyak 112.

Total keseluruhan yang sudah ditangani pihaknya akibat diare dan muntah berak (muntaber) sebanyak 686. (dya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh