Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Tabalong

Dikabarkan telah Menghina Makam Syekh Abdussamad, Rusmadi pun Merasa Difitnah

Avatar
598
×

Dikabarkan telah Menghina Makam Syekh Abdussamad, Rusmadi pun Merasa Difitnah

Sebarkan artikel ini

MARABAHAN, koranbanjar.net – Sebelum dan sesudah terjadinya aksi penolakan yang dilakukan oleh ratusan massa dari Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Barito Kuala (Batola) yang menuntut agar Rusmadi selaku Kepala Kemenag Batola segera dipindah dari Kemenag Batola pada Senin pagi (19/3), Wartawan koranbanjar.net sempat melakukan penelusuran terkait sepak terjang kepemimpinan Rusmadi di Kemenag Batola kepada sejumlah sumber.

Dari bebebrapa orang yang ditemui koranbanjar.net, ternyata semuanya senada menceritakan bahwa Rusmadi adalah sosok pemimpin yang arogan, sombong dan suka bertindak semaunya.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Informasi dihimpun, kejadian ditolak oleh stafnya sendiri bukan hal yang pertama di alami seorang Rusmadi. Sebelum menjabat sebagai Kepala Kemenag di Batola pada April 2017 lalu, Rusmadi juga pernah mengalami kejadian serupa dimana saat dia menjabat sebagai Kepala Kemenag Kabupaten Tabalong, sejumlah bawahannya juga pernah menggembok ruang kerjanya. Begitu pula pada saat ia menjadi Kepala Kemenag di Kabupaten Tanah Laut (Tala), Rusmadi juga berkonflik dengan para stafnya sendiri.

Dan untuk ketiga kalinya, di Kabupaten Batola dalam jabatan yang sama, dengan tuntutan yang juga persis sama, Rusmadi kembali diusir setelah menjabat sebagai Kepala Kemenag Batola selama 11 bulan karena dianggap sering mengeluarkan tindakan yang memberatkan anak buahnya.

Salah seorang Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) Kemenag Batola, Dian (bukan nama sebenarnya), yang mengaku sangat kecewa sekaligus merasa sakit hati mempunyai pimpinan seperti Rusmadi yang sering berkata-kata kasar menghina para stafnya, saat ditemui koranbanjar.net di rumahnya, menceritakan secara panjang lebar terkait sepak terjang Rusmadi sebagai Kepala Kemenag Batola yang dinilainya berperilaku kerap memberatkan anak buahnya.

“Selama ini, dalam rapat koordinasi, apel pagi senin, atau apel kesadaran, maupun dalam kesempatan pertemuan lainnya di Kantor Kemenag Batola, pasti selalu ada saja pegawai ataupun staf yang dihinanya,” katanya.

Bahkan, menurut Dian, jangankan staf dan pegawai biasa dari Kemenag Batola, Bupati Barito Kuala pun tak luput dari hinaan Rusmadi.

Dian menceritakan, pada Hari Amal Bakti yang diadakan pada Januari 2018 kemarin, pihak Kemenag Batola mengundang Bupati Batola. Namun, karena yang diutus hadir pada acara tersebut hanya dari Asisten III Bidang Kesra Pemkab Batola, Rusmadi pun marah. Hingga pada Apel Kesadaran tanggal 17 Januari 2018, Rusmadi pun mengucapkan kata-kata sumpah serapah yang secara tidak langsung menghina Bupati Batola.

“Sayang kami tak sempat merekam ucapannya pada saat ia menghina-hina Bupati Batola. Namun dalam ingatan kami, teringat jelas bahwa memang seperti itu ucapannya. Seluruh peserta apel pun mendengar ucapan sumpah serapah yang ditujukan Rusmadi kepada Bupati Batola itu,” beber Madiah.

Dan yang terakhir yang tak bisa ditoleransi lagi hingga membuat banyak pegawai Kemenag Batola menjadi sangat sedih, menurut Dian, Rusmadi telah berani menghina Makam Syekh Abdussamad serta menyebut KH Asqolani atau yang akrab disapa H Iwat yang merupakan adik kandung dari Alm. KH Ahmad Sibawaihi keturunan kelima dari Syekh M Arsyad Al-Banjari hanya memanfaatkan dana dari KUA dan Kemenag demi kepentingan pribadi dengan modus memberikan bimbingan manasik untuk para calon jemaah haji.

“Sewaktu pihak Seksi Haji Kemenag Batola menyampaikan pesan KH Asqolani kepada sejumlah calon jemaah haji terkait pemberitahuan waktu pelaksanaan manasik haji yang diadakan di Kubah Syekh Abdussamad, pada saat itulah Rusmadi mendengar ucapan dari Kasi Haji. Rusmadi langsung menanggapinya dengan kalimat bernada tinggi yang menyebut bahwa waktu pelaksanaan manasik haji masih jauh dan selalu diadakan di padang kuburan. Rusmadi menyebut H Iwat hanya memanfaatkan dana dari KUA dan Kemenag demi kepentingan pribadinya saja.

Bayangkan, Kubah kebanggan warga Batola yang di dalamnya terdapat Makam Syekh Abdussamad telah dihina oleh Rusmadi dengan perkataan seperti itu. Di situ kami sangat sedih dan tidak bisa mentolerirnya lagi,” ucap Dian.

Namun saat dikonfirmasi langsung oleh koranbanjar.net di gedung DPRD Batola seusai penyampaian klarifikasi dari Rusmadi kepada para anggota DPRD, Rabu siang (21/3), kabar bahwa Rusmadi pernah mengucapkan kalimat sumpah serapah terhadap Bupati Batola, serta dikabarkan telah menghina kubah yang di dalamya terdapat Makam Syekh Abdussamd dan mengatakan KH Asqolani hanya memanfaatkan dana dari KUA dan Kemenag Batola untuk untuk kepentingan pribadi dengan modus memberikan bimbingan manasik haji sesuai dengan apa yang diceritakan Dian kepada koranbanjar.net, dibantah Rusmadi secara tegas.

Menurut Rusmadi, kabar tersebut hanya fitnah yang ditujukan kepada dirinya. Begitu juga dengan kabar yang mengatakan dirinya sering menghina-hina para stafnya pada setiap apel pagi senin ataupun apel kesadaran di halaman kantor Kemenag Batola.

“Saya tidak pernah sama sekali mengatakan kata-kata yang tidak pantas yang saya maksudkan untuk Bupati Batola. Tanya saja dengan ibu bupati. Malah dalam undangan-undangan acara bupati, saya hadir. Saya mempunyai hubungan yang bagus dengan Bupati Batola, jadi tidak mungkin saya berkata-kata kasar yang saya tujukan untuk ibu bupati. Sedangkan Kementerian Agama adalah mitra kerja dari pemerintah daerah, karenanya yang baik-baik dari beliau selalu saya dukung,” tegasnya

Sementara kabar terkait penghinaan yang diucapkan Rusmadi terhadap Kubah Syekh Abdussamad, Kepala Kemenag Batola ini juga mengatkan secara berkali-kali bahwa itu juga tidak benar.

“Fitnah itu. Tidak pernah saya menghina seperti itu. Dalam Kemenag Batola aturan mengenai dana manasik itu sudah jelas. Dana manasik dianggarkan untuk 10 kali manasik, yaitu 2 kali manasik diadakan di kabupaten, dan 8 kali manasik diadakan di kecamatan. Di luar dari jumlah 10 kali manasik itu terserah para jamaah. Jadi tidak pernah saya menghina-hina kubah atau mengatakan KH Asqolani hanya memanfaatkan dana manasik dari Kemenag untuk kepentingan pribadi. Fitnah itu,” ujarnya dengan lantang. (dny/kie)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh