Baru saja dikabarkan salah satu perusahaan karet di Banjarmasin akan tutup dan berhenti berproduksi hingga berdampak sebanyak kurang lebih 400 pekerja menganggur, kini giliran Hotel Grand Mentari bakal menjual asetnya.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Informasi ini disampaikan oleh Ketua Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) Kalimantan Selatan, Yoeyoen Indharto lewat wawancaranya kepada media ini di Kantor FSPMI Kalsel Jalan Sutoyo S Banjarmasin, Sabtu (15/7/2023).
Hal itu berkaitan dengan belum diselesaikannya sisa uang pesangon, eks karyawan hotel yang berdiri di Simpang Empat Lampu Merah Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin sebanyak kurang lebih 40 orang.
Pembayaran secara cicil dimulai pada tahun 2022 lalu ternyata dalam 5 bulan terakhir menunggak dibayar, hingga akhirnya menimbulkan aksi unjuk rasa Kamis lalu menuntut manajemen hotel untuk menunaikan hak karyawan yang berhenti bekerja pada tahun lalu.
“Manajemen hotel berjanji akan membayar tanpa mencicil dengan catatan harus menjual seluruh aset hotel. Bukan hanya manajemen tetapi juga diiyakan oleh pemilik hotel,” ungkap Yoeyoen Indharto.
Upaya tersebut guna menyelesaikan hak atau pesangon 40 lebih karyawan hotel. Karena manajemen tidak memiliki dana yang siap mau tidak mau terpaksa akan menjual seluruh aset hotel.
Sementara pihak manajemen hotel ketika ditemui oleh koranbanjar.net tidak berada di tempat.
Informasi itu disampaikan salah satu staf keuangan bernama Erna, ketika media ini bertanya dan ingin konfirmasi terkait kabar penjualan aset hotel untuk membayar 40 lebih karyawan yang mengundurkan diri.
“Tidak tahu kita soal itu lagian ownernya (pemilik) jarang ada di hotel,” aku Erna.
Dirinya juga mengaku tidak mengetahui tentang adanya rencana penjualan aset hotel, untuk menutupi pesangon karyawan yang berhenti sebanyak 40 lebih itu.
“Nanti tanyakan langsung aja mas ke pemilik hotel,” ucapnya singkat.
Salah satu karyawan hotel bagian Security bernama Iwan, yang bekerja sudah 16 tahun mengaku hanya pasrah jika hotel ini akan dijual, asalkan kata Iwan haknya dibayarkan sesuai aturan tidak kurang juga tidak lebih
Dari informasi Iwan, saat ini pekerja di Hotel Grand Mentari hanya ada 4 bidang yakni Security, House Kepping, Front Office (FO) dan Engginering, total pekerja hanya ada 35 orang.
“Diskotik, bar, cofeshop dan restauran semua tutup, tamu kamar juga sepi,” sebutnya.
Dari pengamatan koranbanjar net, tampak parkiran mobil maupun motor sangat lengang. Hanya satu buah mobil warna merah terparkir di halaman hotel.
Sementara tidak terdengar sedikit pun suara musik restauran atau bar. Dinding hotel tampak tak terawat sangat jauh dibanding 25 tahun lalu, sekarang kondisinya sungguh sangat memprihatikan.
Sekedar diinfornaskan, pada tanggal 20 Juli 2023 atau besok Kamis, Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI) kembali berencana akan menggelar unjuk rasa di Hotel Grand Mentari.
(yon/rth)