KOTABARU, koranbanjar.net – Sudah belasan tahun ini Gimah (78), warga Jalan Purwosari, Desa Semayab, Kabupaten Kotabaru, berjualan sayur keliling menggunakan sebuah gerobak.
Itu setiap hari dia lakukan sejak ditinggal suaminya tutup usia pada tahun 2005 silam.
“Sebelum suami saya meninggal, dulunya saya dan suami saya berjualan sate,” ujar janda tua itu kepada kepada koranbanjar.net.
Menurut Nenek Gimah, hasil keuntungan berjualan sayur keliling dia gunakan untuk untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Namun itu bukan perkara gampang, selain harus memerlukan tenaga lebih di usia senjanya untuk berjalan kaki mendorong gerobak, Nenek Gimah juga harus mengumpulkan modal uang Rp 1 juta rupiah setiap hari untuk dagangan sayurnya.
Sayuran yang didagangkan ia beli dari Pasar Kemakmuran Kotabaru. “Selain sayuran, saya juga menjual bibit cabai,” tuturnya.
Perlu waktu berjam-jam bagi Nenek Gimah menjajakan sayur dagangannya sampai habis terjual.
“Memang setiap harinya dagangan sayur saya pasti habis, tapi harus dibawa keliling dulu dari jam 10 pagi sampai jam 4 sore,” katanya.
Meski diakui Nenek Gimah dia mempunyai seorang anak, namun dirinya tidak ingin merepotkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupanya sehari-hari.
“Berjualan sayur ini sudah keinginan saya sendiri. Tinggalpun saya sendiri. Saya tidak ingin menyusahkan anak saya atau orang lain,” ucapnya menyudahi wawancara. (cah/dny)