BANJARMASIN, koranbanjar.net – Upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di berbagai daerah dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI. Kali ini, di Kalsel, BNPT menggandeng 49 pimpinan berbagai organisasi perempuan lintas agama.
Kepala Sub Direktorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Andi Intang Dulung mengatakan, Kamis kemarin, pencegahan paham radikalisme dan terorisme harus dimulai dari tingkatan teratas.

“Kalau orang terpapar radikalisme kita bisa melakukan pembinaan, untuk tidak jadi teroris. Karena belum tentu orang yang sudah terpapar bisa langsung jadi teroris, itu tugas untuk semua termasuk aparat,” ucapnya di sela kegiatan diskusi pelibatan kaum perempuan dalam pencegahan radikalisme dan terorisme.
Menurutnya, untuk memberikan pencegahan paham radikalisme dan terorisme bagi perempuan harus dilakukan bersama, di mana menjadi sasaran ialah aparat, seperti pada kasus baru terjadi seorang pemuda meledakan bom pada aparat yang sedang berkumpul.
“Alhamdulillah hanya dia saja korbannya. Nah untuk mencegah yang seperti itu kita melakukan kegiatan seperti ini melalui kaum perempuan agar dapat memberikan pencegahan kepada anak dan keluargannya,” ungkapnya.
Ia mengharapkan, setelah kegiatan ini para pimpinan lintas agama ini kembali menyampaikan bagaimana bahaya radikalisme, terorisme, kepada keluarga kemudian organisasi yang dipimpin untuk disampaikan.
“Perempuan dimanfaatkan menjadi korban dan pelaku, kalau dulu korban sekarang strategi isteri diikutkan, dimana peran perempuan itu sangat berpengaruh kepada keluarganya, anaknya, karena perempuan saat bicara akan didengar,” terangnya.
Sementara itu Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalsel Siti Khadijah berharap dengan kegiatan ini perempuan khususnya di Kalsel, dapat memperoleh ilmu dan pengetahuan sebenarnya apakah itu mempelajari agama, atau umum sesuai dengan kiprahnya sebagai ibu pertama bagi anaknya.
“Agar mereka juga menyampaikan kepada anggotannya dan masyarakat luas bagaimana pentingnya perempuan itu membekali diri dengan ilmu agama dan pemahaman yang baik dan benar hingga anak mampu terbentengi dengan adanya paham radikalisme,” tutupnya. (ags/dra)